INFO INDUSTRI
21 Juli 2023
|
Penulis :
Editor Freightsight
Dalam sebuah negara, sudah menjadi hal yang lumrah jika barang-barang banyak didatangkan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan warganya. Barang-barang yang didatangkan dari luar negeri ini disebut dengan barang impor. Impor adalah suatu kegiatan atau aktivitas membeli suatu produk barang dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dasar di dalam negeri. Aktivitas perdagangan internasional yang dilakukan dengan memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean sesuai peraturan perundangan-undangan disebut transaksi impor.
Impor juga bisa diartikan sebagai aktivitas memasukkan barang atau jasa dari suatu negara ke negara lain. Kegiatan impor melibatkan dua negara yang memiliki kepentingan antar dua negara tersebut. Contohnya, Indonesia tidak memiliki produk gandum yang mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Sehingga, produk gandum harus didatangkan dari luar negeri agar kebutuhan gandum dalam negeri terpenuhi.
Dalam pengiriman barang impor skala besar diperlukan proses pendampingan oleh bea cukai. Secara sederhana, pemerintah akan menerapkan pajak atas setiap produk ke masing-masing importirnya. Tidak semua barang mendapat izin masuk sebagai barang impor. Pemerintah, melalui Direktorat Bea Cukai, telah menetapkan aturan perundangan-undangan yang mengizinkan dan melarang masuknya barang impor. Barang impor yang mengandung unsur pornografi, obat-obatan terlarang, senjata api, dan hewan merupakan barang yang dilarang masuk.
Banyak anggapan beredar bahwa impor hanyalah kegiatan yang bertujuan untuk kepentingan pengimpor. Padahal, tidak ada negara yang berdiri sendiri tanpa bantuan negara lain. Setiap negara pasti melakukan kegiatan impor dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Berikut ada 3 tujuan dan alasan sebuah negara melakukan impor.
Sebuah negara melakukan kegiatan impor umumnya karena didasari oleh ketidakmampuannya memproduksi barang atau jasa tertentu. Bisa jadi hal ini dilatarbelakangi oleh tidak ada atau kurangnya ketersediaan bahan baku, minimnya keterampilan, kekurangan sumber daya, dan lain sebagainya.
Suatu negara juga bisa melakukan impor karena alasan biaya produksi yang terlalu tinggi, jika dilakukan di negaranya sendiri. Bisa saja, mereka memang memiliki kemampuan melakukan produksi, tetapi besaran biaya yang diperlukan jauh lebih besar ketimbang mendatangkan barang jadi tersebut dari luar negeri. Oleh karenanya, melakukan impor menjadi pilihan yang paling rasional yang bisa dilakukan.
Bisa saja suatu barang yang diimpor sebetulnya sudah diproduksi di dalam negeri. Tetapi, ada kondisi di mana kebutuhan masyarakat jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan produksi dalam negeri. Sehingga, pada kondisi semacam ini, impor menjadi pilihan yang paling rasional.
Baca juga: Memahami Arti Shipping dalam Dunia Ekspor Impor
Aktivitas impor kerap mendapat pandangan miring dari masyarakat. Apalagi, tak menutup kemungkinan, jika barang impor merupakan salah satu pemicu persaingan harga yang ketat di pasaran. Alhasil, barang-barang dalam negeri seringkali kalah bersaing dibandingkan dengan produk impor. Di samping itu, impor juga bisa membuat cadangan devisa negara berkurang.
Meski begitu, impor bukanlah kegiatan yang sepenuhnya merugikan. Ada banyak manfaat impor yang bisa secara langsung dirasakan oleh masyarakat secara luas. Manfaat tersebut di antaranya, sebagai berikut:
Suatu negara akan memperoleh barang maupun jasa yang tidak bisa dihasilkan oleh negara tersebut karena tidak memiliki bahan baku, keterampilan, dan beragam alasan lainnya.
Mendapatkan suplai bahan baku untuk industri dalam negeri, sehingga bisa memutar roda produksi kembali.
Sarana transfer teknologi yang canggih dan modern.
Upaya menekan inflasi berkat harga barang impor yang lebih terjangkau.
Suatu negara bisa fokus untuk memproduksi suatu barang atau jasa tertentu yang menjadi spesifikasinya.
Memenuhi permintaan atau kebutuhan di dalam negeri. Mungkin saja negara pengimpor bisa memproduksi barang yang sama, tetapi tidak cukup untuk memenuhi tingginya permintaan di dalam negeri.
Menekan biaya produksi. Mungkin saja sebuah negara memiliki bisa memproduksi suatu barang sendiri, tetapi biaya produksinya lebih mahal yang akan membuat harganya akan sangat tinggi. Impor bisa jadi pilihan terbaik untuk menekan biaya produksi.
Baca juga: Cara Perhitungan Kurs Bea Cukai dan Ketentuannya
Sebelum memahami lebih jauh apa saja produk yang biasa diimpor Indonesia, perlu diketahui impor terbagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan kegiatannya, jenis-jenis impor adalah sebagai berikut:
Yaitu impor barang/jasa dengan tujuan untuk digunakan, dimiliki, atau dikuasai oleh masyarakat yang berada di negara tujuan impor tersebut.
Yaitu aktivitas impor yang bertujuan untuk diekspor kembali ke luar negeri dalam jangka waktu tiga tahun.
Yaitu aktivitas pengangkutan barang impor yang masih berada dalam wilayah pabean untuk diekspor kembali ke luar negeri. Bedanya dengan impor sementara, impor re-ekspor ini dilakukan jika kondisi barang impor bermasalah, misalnya tidak sesuai pesanan, rusak, salah kirim, tidak memenuhi persyaratan teknis, ada perubahan peraturan, dan sebagainya.
Yaitu kegiatan pengangkutan barang impor dengan sarana pengangkut dari satu kantor ke kantor lainnya tanpa adanya proses pembongkaran.
Yaitu kegiatan pengangkutan barang impor dengan sarana pengangkut dari satu kantor ke kantor lainnya dengan proses pembongkaran terlebih dahulu.
Sementara itu, impor berdasarkan pengirimannya dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
Jenis pengiriman yang satu ini menggunakan layanan angkutan kontainer dengan satu pengirim dan tidak menggabungkan barang dari pengirim lain. Jadi, muatannya hanya berisi barang milik satu pengirim yang akan dikirim ke satu importir di negara tertentu.
Jenis pengiriman ini menggunakan kontainer yang berisi barang-barang milik lebih dari satu pengirim. Nantinya barang-barang ini akan dikirim ke satu negara tujuan yang sama ke importir yang berbeda-beda.
Baca juga: 10 Komoditas Ekspor di Indonesia Paling Besar & Unggulan
Kegiatan impor di Indonesia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan produk barang konsumsi, bahan baku, bahan penolong, dan bahan modal. Berikut beberapa produk impor Indonesia, di antaranya:
Serealia adalah tanaman yang ditanam dan biji-bijiannya dipanen untuk dikonsumsi. Produk ini bisa berupa gandum, jagung, kacang-kacangan, dans sebagainya. Produk ini merupakan salah satu produk impor Indonesia yang termasuk barang konsumsi pokok untuk kebutuhan harian. Indonesia memang memiliki banyak lahan untuk tanaman ini, tetapi terkadang sering terjadi gagal panen di lapangan ataupun peningkatan konsumsi berlebih. Sehingga, Indonesia perlu melakukan impor terhadap barang konsumsi ini.
Tembakau biasanya diimpor oleh Indonesia dari negara China. Produk ini dikategorikan sebagai bahan baku atau bahan utama untuk keperluan pembuatan barang hasil produksi.
Indonesia cukup banyak melakukan impor besi dan baja untuk memenuhi kebutuhan industri. Hal ini dibuktikan dari besarnya nilai impor pipa besi dan baja senilai US$ 414,1 juta yang biasanya diimpor dari negara China. Produk ini dikategorikan sebagai bahan penolong. Kebutuhannya mencakup benih ataupun produk siap pakainya yang biasa digunakan untuk dibentuk menjadi produk rumah tangga ataupun digunakan dalam infrastruktur.
Mesin dan peralatan mekanik merupakan contoh barang yang masuk kategori barang modal, karena biasa dijadikan untuk modal usaha industri dalam negeri. Harga satuan produk ini cukup bernilai tinggi. Maka, tak heran jika nilai impornya cukup tinggi.
Impor bisa memberikan manfaat, sekaligus mendatangkan kerugian. Terutama untuk produsen domestik yang kalah bersaing dari segi harga maupun kualitas, akibat terjajah oleh produk-produk impor. Selain itu, impor juga mengurangi cadangan devisa negara yang berpotensi menimbulkan neraca perdagangan suatu negara mengalami defisit. Hingga saat ini, tidak ada negara yang mampu hidup sendiri tanpa membutuhkan barang atau jasa dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara memang perlu melakukan aktivitas impor.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi