INFO INDUSTRI
28 Juni 2023
|
Penulis :
Freightsight Researcher
Apa yang terlintas jika mendengar kata komoditas? Kebutuhan pokok, seperti beras, jagung, daging, minyak, dan sebagainya merupakan komoditas. Begitu pula dengan sumber daya alam, seperti logam, emas, batu bara, dan sebagainya yang juga merupakan komoditas di Indonesia. Komoditas ini tidak bisa dipisahkan pengaruhnya bagi kelangsungan hidup manusia. Pasalnya, komoditas nyaris selalu dibutuhkan konsumen dari berbagai kalangan, sehingga komoditas juga relatif mudah untuk diperjualbelikan.
Secara singkat, komoditas adalah suatu produk atau barang yang dapat ditukar dengan keuntungan maupun dengan barang lainnya yang memiliki nilai sama. Oleh karenanya, komoditas bisa juga diperjualbelikan di pasar internasional. Seperti halnya Indonesia yang menerapkan kebijakan impor untuk komoditas tertentu, meski memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah.
Beberapa negara memang belum bisa melepaskan diri dari ketergantungan impor terhadap negara lainnya. Hal ini dilakukan karena permintaan domestik tidak sebanding dengan kemampuan produksi. Sehingga, pemerintah perlu melakukan kebijakan impor agar tidak terjadi kelangkaan terhadap bahan pangan yang bisa membuat harga jual barang tinggi di pasaran.
Baca juga: 10 Komoditas Ekspor di Indonesia Paling Besar & Unggulan
Dalam perdagangan internasional, komoditas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
Komoditas pertanian merupakan berbagai produk pertanian diperjualbelikan, disimpan, ataupun ditukar. Produk pertanian meliputi produk tanaman pangan, hutan tanaman, budidaya, perikanan, peternakan, sayuran, pohon buah-buahan, hortikultura, hingga hasil hutan.
Komoditas pertambangan merupakan berbagai produk yang didapat dari hasil kegiatan pertambangan. Kegiatan ini berupa ekstraksi sedimen kerak bumi di permukaan dan di bawah permukaan bumi, serta bawah air, yang dapat menghasilkan nilai ekonomi tinggi di bursa internasional. Proses penambangan dimulai dari tahap pencarian lokasi, analisis, eksplorasi, ekstraksi, hingga pemurnian untuk nantinya mendapatkan hasil tambang murni.
Serupa dengan komoditas pertambangan, komoditas energi juga didapat dari kegiatan eksplorasi dan produksi pertambangan. Hal yang membedakannya dengan hasil tambang lainnya adalah penggunaannya secara khusus hanya untuk bahan bakar. Biasanya produk ini berupa minyak bumi, seperti batu bara, minyak mentah, bensin, dan sebagainya.
Baca juga: Kebijakan Perdagangan Internasional: Pengertian dan Tujuannya
Indonesia yang aktif dalam pasar internasional juga melakukan impor untuk beberapa komoditas tertentu. Berikut ini beberapa daftar komoditas impor Indonesia, di antaranya:
Meski Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya adalah pesawahan, ternyata Indonesia juga melakukan impor beras dari negara lain. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap pangan lokal yang satu ini, membuat permintaan meningkat. Ini menjadi salah satu faktor Indonesia melakukan impor beras. Indonesia melakukan impor beras dari beberapa negara, seperti Vietnam, Myanmar, Pakistan, India, Thailand, dan beberapa negara lainnya. Nilai impor mencapai US$ 156,332 juta dengan volume sebesar 302,71 juta kilogram.
Indonesia juga mengimpor jagung dari berbagai negara, seperti India, Argentina, Brazil, Paraguay, dan lainnya. Nilai impornya mencapai US$ 544,189 juta dengan volume sebesar 1,8 miliar kilogram.
Kedelai yang biasa dijadikan susu di Indonesia juga termasuk komoditi impor Indonesia. Nilai impornya mencapai US$ 734,437 juta dengan volume dari nilai tersebut sebesar 1,19 miliar kilogram. Impor kedelai dilakukan dari negara Malaysia, Amerika Serikat, Paraguay, Kanada, dan masih banyak lagi lainnya.
Indonesia juga melakukan impor tepung terigu dari negara Sri Lanka, India, Ukraina, Jepang, Turki, dan beberapa negara lainnya. Nilai impor untuk tepung terigu sebesar US$ 45,29 juta. Volume tepung terigu yang didapat dari nilai impor tersebut sebanyak 104,21 juta kilogram.
Nilai impor gula pasir senilai US$ 31,11 juta dengan volume sebanyak 52,45 juta kilogram. Indonesia mengimpor gula pasir dari berbagai negara, di antaranya Malaysia, Thailand, Korea Selatan, New Zealand, dan masih banyak lagi.
Meski Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan yang wilayahnya dikelilingi lautan, tetapi garam dan sulfur juga termasuk komoditi impor Indonesia. Garam dan sulfur diimpor dari beberapa negara, tetapi mayoritas berasal dari negara Iran. Tercatat, Indonesia mengimpor garam dan sulfur dengan nilai US$ 22 juta.
Beberapa macam sayuran yang tidak tumbuh atau sedikit tumbuh di Indonesia banyak juga diimpor dari negara lainnya, salah satunya adalah dari Cina. Nilai impor untuk sayuran mencapai US$ 526,8 juta. Dengan nilai tersebut, perolehannya mencapai 603,8 juta kilogram.
Bukan hanya sayuran, buah-buahan juga merupakan salah satu komoditas impor Indonesia. Nilai impornya cukup fantastis, yaitu sebesar US$ 741,3 juta dengan volume sebesar 397,7 juta kilogram. Impor buah sebagian besar didatangkan dari Cina.
Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional Bagi Negara
Pupuk untuk menanam juga beberapa diimpor dari luar negeri, yaitu mayoritasnya dari Cina. Nilai impor untuk pupuk sebesar US$ 523,8 juta. Jumlah perolehan pupuk impor dengan nilai tersebut, yaitu sekitar 2,3 juta ton pupuk.
Indonesia memang surganya tembakau, tetapi beberapa tembakau juga diimpor dari luar negeri. Mayoritas impor tembakau berasal dari negara Cina dengan nilai impor sebesar US$ 169,2 juta. Dengan nilai tersebut, volume yang didapat mencapai 38,5 juta kilogram.
Indonesia juga melakukan impor pada bahan bakar, minyak mineral, dan bitumen yang mayoritasnya dari negara Iran. Nilai impor untuk komoditi ini mencapai US$ 364,6 juta atau nyaris setara dengan Rp 5 triliun.
Kilang minyak di Indonesia yang berkembang jumlah dan kualitasnya rupanya tidak membuat Indonesia berhenti mengimpor minyak bumi dari negara lain. Minyak bumi paling sering diimpor dari Cina, yaitu sebanyak 436,2 ribu ton. Nilai impor untuk perolehan ini sebesar US$ 286,7 juta.
Komoditas impor Indonesia yang juga diimpor dari negara Cina, yaitu tembaga. Nilai impor tembaga mencapai US$ 376,8 juta atau sekitar 5,1 triliun. Dengan nilai tersebut, jumlah volume tembaga yang bisa didatangkan sebanyak 67,1 juta kilogram.
Pipa besi dan baja juga menjadi komoditas impor Indonesia yang mayoritas didapat dari negara Cina dan Iran. Nilai impor dari negara Cina sebesar US$ 414,1 juta dengan jumlah volume sebesar 280,4 ribu ton. Sementara, dari negara Iran sebesar US$ 16,4 juta.
Indonesia juga melakukan impor terhadap aluminium yang berasal dari negara Cina. Nilai impor untuk aluminium cukup besar, yaitu mencapai US$ 881,2 juta. Dengan nilai tersebut, jumlah aluminium yang bisa diimpor sebanyak 311,11 juta kilogram.
Itulah daftar komoditas yang diimpor oleh Indonesia. Jadi, meski Indonesia kaya akan sumber daya alam, negara ini tetap membutuhkan impor komoditas dari negara lain demi memenuhi kebutuhan di tanah air. Selain itu, kerjasama yang baik dengan berbagai negara juga akan terjalin dari dilaksanakannya kegiatan impor ini.
Jika anda tertarik mengikuti pemberitaan terbaru tentang dunia import maupun ekspor di Indonesia atau negara lain, maka Freightsight menjadi tempat yang tepat. Website Freightsight berisi berita terkini tentang dunia logistic. Salah satunya adalah import. Freightsight memiliki nilai utama yaitu sebagai portal berita logistic yang uptodate dan terpercaya. Kami berharap seluruh informasi yang kami sajikan untuk pembaca bisa meningkatkan wawasan.
-Indonesia melakukan impor beras, daging ayam, daging sapi, telur, cabe, bawang putih, kedelai, jagung, ikan salmon, ikan makarel, kepiting, pupuk, tanaman obat, dan gandum-ganduman.
-Komoditas import merupakan barang yang diperdagangakan di luar negeri dan dikirimkan ke dalam negeri dalam berbagai bentuk dan wujud.
Bagikan artikel ini:
Tags: -
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi