freightsight
Selasa, 7 Mei 2024

PENGIRIMAN LAUT

Tarif Angkutan Udara Lesu, Operator Khawatirkan Resesi

6 Januari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pexels

Operator berharap dapat terhindar dari resesi yang serius dan permintaan akan kembali pulih. Diharapkan 2023 dapat menjadi titik normal atas pulihnya persediaan.

Perusahaan ekspedisi Asia, Cathay Pacific Lufthansa Cargo melaporkan terjadi penurunan tarif angkutan udara yang signifikan di bawah ancaman resesi global. Cathay Pacific dan Lufthansa Cargo sebelumnya telah menetapkan tarif pengiriman dari Hongkong ke Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 6.50 ke pantai barat dengan tambahan 0,50.kg ke Midwest.

Namun, menurut salah satu laporan pengirim yang mengatakan kepada The Loadstar, bahwa setelah publikasi tersebut, Cathay Pacific telah merevisi tarif menjadi lebih rendah yakni sebesar US$ 5,60.

“Harga tersebut adalah tarif untuk palet padat sementara tarif akan bertambah sekitar 50:50 per alokasi 100 T dengan kisaran tambahan tarif sebesar +/- US$2/kg,” terangnya dalam laporan.

Sebagian besar tarif dari China diperkirakan akan diperbarui setelah liburan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari.

“Kebanyakan operator menggunakan CX/LH sebagai patokan dan akan mengeluarkan proposal kontrak mereka dalam beberapa minggu mendatang,” lanjut dalam sumber.

Sumber itu juga mengatakan bahwa kurs spot transpasifik dari China mendekati angka US$ 7/Kg, di mana angka itu selaras dengan harga indeks TAC saat ini untuk pengiriman China ke AS sebesar US$ 6,96/Kg. Sementara, seorang forwarder yang berbasis di Hongkong mengatakan bahwa tarif yang sesungguhnya bisa jauh lebih rendah.

“Tarif kargo udara, khususnya untuk rute melintasi Pasifik tampaknya telah mencapai penurunan sebesar US$ 3/Kg dari China Selatan ke LAX. Penurunan tarif yang tajam ini mungkin karena permintaan yang buruk,” katanya.

Tak berbeda, Hongkong juga belum menunjukkan tanda-tanda kenaikan tarif, tetapi perusahaan ekspedisi negara tersebut berharap jika ada puncak pengiriman yang akan mulai terlihat minggu ini, meskipun tidak begitu besar karena kapasitas kian meningkat sementara tarif laut terus turun.

Sementara di Asia, permintaan yang lemah diperkirakan masih akan tetap terjadi hingga Februari. Mungkin akan kian meningkat menjelang Tahun Baru China, tetapi perubahan tarif tetap ditentukan oleh pasar Eropa dan Amerika Utara yang tengah mengalami gejolak ekonomi.

“Untuk negara-negara ekspor utama di Asia, khususnya China, Vietnam, dan India, kami telah melihat tarif untuk tujuan barat ke Eropa turun bahkan di bawah tingkat pra-covid,” sebutnya.

Sementara Freightos mengatakan, Korea dan Jepang mendapatkan permintaan yang lebih baik ke AS meskipun tarif turun lebih rendah sekitar 40% dibandingkan tahun lalu.

“Operator berharap dapat terhindar dari resesi yang serius dan permintaan akan kembali pulih. Diharapkan 2023 dapat menjadi titik normal atas pulihnya persediaan,” katanya.