freightsight
Sabtu, 27 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Kontrol Kapasitas oleh Operator Terbesar Bisa Mencegah Tarif Jatuh Lebih Jauh

27 Januari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

Crane

via nusantaratraisser

• Tahun ini, tarif angkutan peti kemas ditentukan bagaimana operator kapal mengendalikan pasokan pengiriman, bukan permintaan kargo.
• Ko memperkirakan peningkatan lalu lintas peti kemas global meningkat rata-rata 3% per tahun hingga 2030.

Pada tahun ini, tarif angkutan peti kemas akan segera ditentukan oleh bagaimana operator kapal mengendalikan pasokan pengiriman, bukan permintaan kargo, demikian prediksi seorang peneliti utama pelayaran Korea Selatan.

Direktur riset pelayaran Korea Maritime Institute (KMI), Ko Byung-woo, mengatakan bahwa pada konferensi Oceans and Fisheries Outlook 2023 minggu lalu perusahaan pelayaran sepakat bahwa menstabilkan tingkat pengangkutan, daripada meningkatkan pangsa pasar, akan memaksimalkan keuntungan.

Beliau mengatakan bahwa: "Perebutan pangsa pasar telah merugikan pasar pengiriman peti kemas, tetapi saat ini, setelah konsolidasi, industri kapal lebih bersifat oligopolistik, di mana beberapa perusahaan memiliki kendali yang signifikan atas pasar, memungkinkan tindakan bersama mereka untuk mengendalikan pasokan kapal. Oleh karena itu, kami skeptis terhadap penurunan tarif angkutan."

Memang, laporan terbaru Sea-Intelligence, kemarin juga telah menunjukkan operator kapal memangkas kapasitas sebesar 18% menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada hari Jumat lalu.

Sea-Intelligence memperkirakan bahwa persentase pelayaran pantai barat Asia-AS yang kosong meningkat menjadi 36% jika dibandingkan dengan 7,6% sebelum liburan Imlek tahun lalu. Terdapat tren serupa pada layanan pantai timur Asia-AS dan Asia-Eropa Utara dengan penyebaran kapasitas masing-masing menurun 11% dan 6%, membawa pasokan slot di kedua jalur tersebut mendekati garis dasar sebelum pandemi.

Ko memperkirakan peningkatan lalu lintas peti kemas global akan meningkat rata-rata 3% per tahun hingga tahun 2030. Ini di bawah pertumbuhan 3,6% yang terlihat antara tahun 2010 dan 2022 yang artinya permintaan pengiriman peti kemas akan melambat dalam jangka panjang, katanya.

Tahun ini saja karena invasi Rusia ke Ukraina dan inflasi, KMI memperkirakan lalu lintas peti kemas global tumbuh hanya 2% dengan volume pada rute Pasifik dan Asia-Eropa yang masing-masing turun 0,3% dan 2%, sementara rute intra-Asia terus terlihat positif dengan estimasi pertumbuhan sebesar 4,4%.

Pembicara konferensi lainnya, direktur analisis pelabuhan KMI Lee Ki-yeol meyakini bahwa volume peti kemas pelabuhan global tahun ini akan mencapai 890 juta teu, naik 2,3% dari tahun lalu. Dari jumlah tersebut, transshipment diperkirakan akan meningkat 2,4% dari tahun ke tahun menjadi 230 juta teu.

Throughput pelabuhan Asia diperkirakan tumbuh 2,5% tahun ini, karena ekonomi negara berkembang Asean terus pulih dari Covid-19, tetapi pertumbuhan di pelabuhan AS dan Eropa diperkirakan tidak akan melebihi 2%, karena kekurangan pasokan energi disebabkan oleh sanksi terhadap minyak dan gas Rusia. Selain itu, langkah-langkah penghematan di Eropa akan berdampak buruk pada konsumsi, katanya kepada para delegasi