freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

DOMESTIK

Waspada BBM Naik, Kemendag Siapkan Insentif Agar Pangan Tidak Mahal

19 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kemendag

Isy Karim via kemendag.go.id

Kemendag telah menyiapkan insentif khusus bagi eksportir minyak goreng sawit sawit mentah (CPO) untuk menjaga stabilitas harga komoditas tetap berada sesuai HET meskipun harga BBM alami kenaikan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan tiga program untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap harga pangan. Pasalnya kenaikan harga BBM akan mempengaruhi budaya logistik yang akan dibebankan ke konsumen.

"Program untuk mengendalikan harga bahan pokok dari peningkatan harga BBM ada tiga, yakni Tol Laut, Jembatan Udara, sama Gerai Maritim," kata Plt. Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Isy Karim, di Pasar Tomang Barat, Kamis (18/8/2022).

Sebelumnya, program tol laut yang digaungkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertujuan untuk mempermudah konektivitas antara pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di seluruh Indonesia agar dapat menekan biaya logistik. Sementara jembatan udara adalah program pelaksanaan angkutan udara kargo dari bandara ke bandara di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan.

Menurut Isy, Kementerian Perdagangan akan bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menjalankan dua program tersebut.

Sementara itu, Kemendag telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menjalankan program Gerai Maritim. Gerai Maritim merupakan program bantuan logistik darat di tingkat Pemda.

Isy mengatakan, Kemendag juga akan menaikkan insentif jarak dalam program distribusi minyak goreng curah sebagai respon dari kenaikan harga BBM secara tahun berjalan. Menurutnya, insentif distribusi ke wilayah timur Indonesia kini telah naik sebanyak 1:1,5 dari sebelumnya 1:1,3.

Kemendag juga memberikan dua insentif kepada eksportir minyak goreng sawit mentah (CPO) dalam mendistribusikan minyak goreng, yaitu insentif kemasan dan insentif jarak.

Pada insentif kemasan, eksportir CPO akan menerima insentif sebesar 1:1,3 jika mengemas minyak dalam kemasan pillow bag. Sementara untuk kemasan standing pouch, botol plastik dan jerigen akan mendapatkan insentif sebanyak 1:1,5.

Simulasinya, jika pengusaha A mendistribusikan minyak goreng sebanyak 1.000 ton ke Maluku Utara dalam kemasan botol plastik, maka pencatatan minyak goreng yang telah didistribusikan pengusaha A adalah 2.000 ton.

"Insentif distribusi dinaikkan karena kenaikan biaya logistik dan harga bahan bakar minyak. Keduanya sudah dihitung. Kenaikan insentif ini berlaku sejak sekitar 2 minggu lalu," kata Isy.

Untuk itu, Isy optimis target harga minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter/Rp 15.500 per kg dapat tercapai pada akhir Agustus 2022.

Saat ini, Kemendag telah mengirim minyak goreng curah rakyat atau Minyak Kita sebanyak 1.200 tom atau 1,32 juta liter ke Papua dan Nusa Tenggara Timur lewat mobilisasi tol laut pada 12 Agustus 2022.

Sebagai informasi, rata-rata pengiriman barang dari Indonesia bagian barat ke wilayah Indonesia bagian timur lewat tol laut mencapai 22 hari. Artinya, minyak tersebut akan tiba di Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari dan Jayapura pada akhir Agustus 2022 atau awal September 2022.

Adapun logistik laut Minyak Kita dilakukan oleh PT Pelayaran Indonesia (PELNI), sementara itu logistik darat akan dijalankan oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (ID Food).

Isy mengatakan, Kemendag tengah mengatur rencana distribusi darat dengan pemangku kepentingan terkait.

PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai 3 Agustus 2022. Harga BBM non subsidi yang naik tersebut, yaitu Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex.