freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

DOMESTIK

Ini Kata Industri Jasa Logistik Terkait Rencana Naiknya Harga BBM

18 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

BBM

Truk BBM via minergy-news.com

Asperindo sangat berharap pemerintah bisa meninjau kembali rencana kenaikan harga BBM pertalite dan solar.

Asperindo di sini juga tentu saja telah meminta kepada para anggotanya untuk segera bisa melakukan efisiensi tentang beban pengeluaran.

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) sangat berharap pemerintah bisa meninjau kembali rencana kenaikan harga BBM pertalite dan solar. Menurut beliau, sekarang bukan tentang timing tepat mengingat Indonesia baru kembali bangkit setelah dua tahun terakhir Indonesia telah terdampak Covid-19.

"Kami berharap pemerintah bisa meninjau kembali karena di tengah kondisi ini, tidak pasti, kami tentu harus menekan tingkat punya pengeluaran. Kami berharap pemerintah bisa lihat kepentingan dunia usaha. Sehingga dunia usaha tidak terus menerima beban dan ujung-ujungnya harus dipikul juga oleh masyarakat," ungkap Ketua Umum Asperindo M. Feriadi, kepada Kontan.co.id, Senin (15/8/2022).

Feriadi di sini juga menuturkan bahwa sebenarnya ada antisipasi yang dapat dilakukan para industri logistik, khususnya yang bergelut di jalur darat tentang wacana kenaikan harga BBM tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan mulai bermigrasi menggunakan kendaraan listrik sehingga dapat menekan biaya bahan bakar.

"Salah satunya penggunaan kendaraan listrik, kalau dalam kota sepeda motor sekarang sudah mulai banyak. Tapi untuk luar kota seperti truk belum terlalu populer, walaupun suatu hari pasti ada," tuturnya.

Namun demikian, peralihan industri jasa logistik dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik ini tentu saja memang perlu didukung olah infrastruktur dan juga suku cadang kendaraan yang sudah memadai. Sehingga untuk ke depannya nanti, penggunaan kendaraan listrik dapat semakin masif dilakukan oleh para pelaku di sektor ini.

Bukan hanya itu, Asperindo di sini juga meminta kepada para anggotanya untuk bisa melakukan efisiensi beban pengeluaran. Mengingat penambahan biaya ini tentu memang akan besar dampaknya pada operasional perusahaan, termasuk jika memang kenaikan harga BBM ini benar terjadi. Asal tahu saja bahwa memang sebenarnya beban BBM itu tentu sudah mencapai sekitar 30% dari total beban pengeluaran industri logistik yang menggunakan angkutan darat.

Jadi, jika kenaikan harga BBM ini dilakukan, lanjut Feriadi penyesuaian biaya ongkos logistik tentu saja tidak dapat terhindarkan. Hal ini tentu saja bisa terjadi karena pelaku industri jasa logistik tentu memang tidak bisa menanggung semua beban tersebut, sehingga para konsumen yang nantinya akan terkena imbasnya.

"Kalau ada salah satu komponen yang cukup dominan, itu merubah struktur biaya yang ada pasti ujung-ujungnya kami harus sesuaikan punya tarif, kan tidak bisa jadi beban kami. Siapa yg akan terbebani? Pasti ke konsumen. Kasihan konsumen harus menanggung beban, karena kami tidak mungkin tanggung beban itu," tuturnya.