freightsight
Kamis, 9 Mei 2024

IMPOR

Upaya Tekan Harga Beras, Jokowi Sebar Bansos Hingga Tambah Impor

12 September 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

ANTARA/Adeng Bustomi

Pemerintah mempercepat penyebaran bantuan sosial (bansos) dan menyebut ada peluang impor beras lagi untuk menjaga stok agar tidak ada kenaikan harga.

Pemerintah mempercepat penyebaran bantuan sosial (bansos) menjadi pada bulan September, Oktober, dan November. Bansos pertama yang disalurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah bansos beras untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Bansos beras itu disalurkan sebanyak 640 ribu ton beras selama tiga bulan di mana setiap bulannya kurang lebih 210 ribu per bulan. Masing-masing KPM akan menerima 10 kilogram (kg) beras/bulan.

Penyaluran bansos ini dilakukan agar masyarakat menengah ke bawah tidak terdampak kenaikan harga beras. Selain itu langkah ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengintervensi harga beras.

"Oleh sebab itu mulai 1 September saya perintahkan untuk memberikan bantuan beras ke masyarakat setiap bulan kira-kira 210 ribu ton dikeluarkan Bulog untuk bantuan pangan dan ini sudah dimulai sejak September dan akan diteruskan hingga Oktober dan November," ujar Jokowi pada Senin (11/9/2023).

Mengenai potensi Kenaikan Harga Beras di Indonesia, Jokowi juga memastikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) aman dan pada akhir tahun dipastikan mencapai 2 juta ton.

"Di dalam gudang ada stok 1,6 juta, sementara di dalam perjalanan ada 400 ribu ton sehingga total stok ada 2 juta. Biasanya stok normal kita hanya 1,2 juta. Tetapi sekarang kita memiliki 2 juta, sehingga kita tidak usah khawatir," tutupnya.

Jokowi juga mengungkap penyebab harga beras naik. Menurutnya kenaikan ini terjadi karena harga beras di negara lain juga mengalami kenaikan.

"Ya karena semua negara naik, jadi terkerek. Ini sama seperti barang-barang yang lain. BBM juga gitu, kalau harga pasar dunia naik pasti dalam negeri ikut naik," tuturnya.

Apalagi sejumlah negara pengekspor beras terbesar menghentikan ekspornya seperti India.

"Ini harga pangan juga seperti itu apalagi beberapa negara stop untuk tidak mengekspor beras seperti India yang produksinya gede," lanjutnya.

Oleh sebab itu peluncuran bansos menjadi upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju harga.
Selain itu, Perum Bulog juga diminta untuk menyalurkan beras operasi pasar ke pasar hingga ritel.

"Yang paling penting kita punya manajemen tata kelola. Nanti setelah ritel semua diguyur oleh Bulog, Cipinang diguyur oleh Bulog kemudian masyarakat juga diberi bansos," tuturnya.

Jokowi menyebut ada peluang impor beras lagi untuk menjaga stok agar tidak ada kenaikan harga. Apalagi ancaman El Nino masih tetap ada di sejumlah daerah yang dapat mengancam penurunan produksi padi.
"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis. Harus (impor lagi) untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan harga, produksi pasti turun karena El Nino meskipun saya lihat angkanya tidak terlalu banyak," ujarnya.

Namun, Jokowi menegaskan rencana tambahan impor beras ini bukan untuk tahun ini, melainkan untuk dilakukan tahun depan.

"Kalau bicara stoknya, saat ini stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap masih melihat apa yang bisa kita beli untuk sekarang, untuk plan tahun depan juga untuk antisipasi," tegasnya.

Sejauh ini, Jokowi telah membuka pembicaraan impor beras dengan sejumlah kepala negara, mulai dari Bangladesh hingga China.
Jokowi juga mengatakan terkait negosiasi impor akan dilanjutkan oleh Perum Bulog.

"Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga, dengan kemarin dengan Premier Li," ujar Jokowi.