freightsight
Senin, 14 Oktober 2024

PENGIRIMAN UDARA

UMKM DIY Belum Lirik Bandara YIA untuk Kirim Produk Ekspor

3 Februari 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via jogjapolitan

Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kabupaten Kulon Progo belum menjadi pilihan utama bagi pelaku UMKM di daerah yang memiliki produk ekspor.

Di antaranya belum adanya kepastian jadwal penerbangan kargo dan keterbatasan pilihan operator ekspedisi ke luar negeri. Para eksportir pun lebih memilih bandara lain untuk mengekspor produk-produknya.

"Sebenarnya ekspor itu nggak masalah lewat YIA. Lebih mahal sedikit nggak masalah asalkan lebih banyak pilihan. Kalau sekarang ini kan pilihannya masih sedikit sekali ya untuk jalur ekspor barang-barang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti, Selasa (1/2/2023).

Syam menjelaskan, YIA sebenarnya memiliki fasilitas yang mumpuni untuk mendukung aktivitas ekspor maupun impor. Misalnya dari kapasitas gudang logistik yang tergolong besar.

Meski demikian hal itu tak dapat dimanfaatkan secara optimal karena terbatasnya jadwal penerbangan kargo ke luar negeri. Eksportir pun lebih memilih mengirim barang dari bandara Soekarno Hatta yang memiliki jadwal penerbangan kargo yang lebih banyak. Sedangkan jika ingin menggunakan jalur laut, eksportir biasa melakukan pengiriman melalui pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.

"Terkait ekspor di YIA belum ada channel dari luar negeri itu masih sedikit. Kalau di bandara Soetta sudah banyak bekerja sama nah ini kita koordinasi dengan AP (PT Angkasa Pura) itu akan diperbanyak supaya banyak pilihan," jelasnya.

Syam mengatakan, hingga saat ini terdapat sekitar 95 ribu pelaku UMKM di wilayah DI Yogyakarta. Sedangkan 20 persen diantaranya telah memiliki produk siap ekspor dengan komoditas ekspor unggulan seperti furniture, fashion, hingga kerajinan.

"Kita hanya bisa memfasilitasi nanti kalau channelnya sudah siap kita tinggal menghubungkan eksportir di DIY supaya dia tidak ke Soetta tapi lewat YIA," bebernya.

Pengusaha Mebel Ali Imron mengatakan, pengiriman ekspor produknya masih mengandalkan bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Hal itu berdasarkan permintaan para buyer karena beban biaya pengiriman produk mebel memang ditanggung pembeli.

Meski demikian, dia menjelaskan, buyer biasanya lebih memilih untuk melakukan pengiriman melalui jalur laut sedangkan pengiriman melalui jalur udara hanya dilakukan di saat-saat tertentu.

Dia menduga banyak buyer belum melirik YIA untuk mengirim harga, lantaran masalah harga. Buyer memilih melakukan pengiriman melalui daerah lain yang memiliki harga yang lebih ekonomis.