freightsight
Sabtu, 20 April 2024

INFO INDUSTRI

Kemendag Gelar Good Design untuk Transformasi Produk Ekspor Indonesia

5 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kemendag

Dokumentasi via Istimewa

• Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerapkan program Good Design Indonesia (GDI) untuk menjaga peningkatan ekspor dan mentransformasi produk ekspor Indonesia berbasis desain dan teknologi canggih.

• GDI diharapkan dapat memicu desainer dan para pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk dan jasa kreatif khususnya bagi masyarakat urban.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong berbagai upaya untuk menjaga pertumbuhan ekspor yang meningkat secara signifikan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menilai, Program Good Design Indonesia (GDI) bisa menjadi momentum untuk menjaga peningkatan ekspor dan mentransformasi produk ekspor Indonesia.

“GDI tahun 2022 diselenggarakan untuk menjaga peningkatan ekspor Indonesia yang lebih memuaskan dari tahun sebelumnya. GDI juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menggerakkan sektor ekonomi dan perdagangan di masa pandemic Covid-19,” ujar Didi dalam sosialisasi Program GDI ke-6 yang bertemakan ‘Gateway towards Global Markets’ secara hibrida pada Rabu (2/3/2022) di Yogyakarta.

Dalam acara tersebut, Didi menyebutkan banyak tantangan yang harus dihadapi sektor ekonomi dan perdagangan agar terus terjaga perkembangannya.

“GDI merupakan wujud apresiasi kepada para desainger dan pelaku usaha yang berpotensi ekspor sekaligus inisiatif dalam mengkurasi barang dan jasa hingga memiliki nilai komersial di pasar lokal maupun global,” katanya.

Ajang GDI 2022 membuka pendaftaran untuk 17 kategori produk dan jasa yang memiliki nilai jual tinggi di pasar lokal dan global. Di antara kategori tersebut adalah produk elektronik, alat rumah tangga, peralatan berkebun hingga kendaraan penumpang maupun kendaraan alat kerja.

Hal ini sejalan dengan sebagian besar permintaan pasar dunia yang berupa produk manufaktur berteknologi tinggi, termasuk di antaranya produk elektronik (HS 85) dengan pangsa pasar sebesar 16,7 persen. Kemudian disusul oleh produk mesin/peralatan (HS 84) dan otomotif (HS 87) yang masing-masing menjangkau pasar sebesar 12,2 dan 7,3 persen,” paparnya.

Sebagai informasi, Good Design Indonesia (GDI) merupakan program kerja prioritas besutan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag yang digelar pertama kali pada 2017 sebagai bentuk dukungan upaya peningkatan ekspor nonmigas nasional berbasis desain dan teknologi.

GDI diharapkan dapat memicu desainer dan para pelaku usaha untuk terus berinovasi menciptakan produk dan jasa kreatif khususnya bagi masyarakat urban.

Didi menambahkan, struktur pasar ekspor Indonesia yang awalnya didominasi komoditas primer berupa barang mentah dan setengah jadi, kini telah bertransformasi. Perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya pangsa pasar manufaktur yang menorah kenaikan sebesar US$110,74 miliar.

Pada 2021, katanya, Indonesia bahkan meraup nilai transaksi ekspor tertinggi sepanjang sejarah ekonomi Indonesia. Tidak sampai di situ, rekor ekspor nonmigas sendiri tercatat sebesar US$231,54 miliar. Transformasi struktur pasar yang awalnya didominasi komoditas primer kini membuka gerbang pasar untuk produk-produk olahan yang nilainya bertambah hingga 47,83 persen dari total ekspor.

“Dengan transformasi pasar ekspor yang lebih seimbang antara produk komoditas dan manufaktur, Indonesia akan merasakan keuntungan dan manfaat dari ekspor barang yang bernilaii tambah. Serta tidak lagi hanya sebatas mengekspor barang mentah atau barang setengah jadi. Transformasi struktur ekspor ini telah tercermin pada produk ekspor utama Indonesia pada 2021 yaitu besi dan baja, mesin dan produk elektronik, serta kendaraan bermotor dan suku cadang,” terang Didi.

Secara komprehensif, Kemendag tengah mendorong upaya optimalisasi peningkatan ekspor yang sudah terjadi pada 2021 dengan mewujudkannya di tahun ini. Sejumlah langkah strategis akan terus ditempuh, seperti menyoroti kembali ekspor produk primer ke produk industri atau olahan bernilai tambah, mendiversifikasi produk ekspor, hingga menjalin perjanjian perdagangan dengan negara mitra dagang baru.