freightsight
Jumat, 22 November 2024

PENGIRIMAN LAUT

Turki Tutup Laut Hitam, Imbas Penangguhan Pelayaran oleh Rusia

25 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Laut Hitam Turki

Kapal Perang via dunia.rmol.id

• Rusia tangguhkan pelayaran kapal komersial di Laut Azov, namun tetap membuka pelabuhan di Laut Hitam untuk navigasi dan pengiriman lima sumber industri biji-bijian. Sementara Ukraina minta Turki tutup laut hitam.

• Rusia dan Ukraina masing-masing menyumbang 29% dari kebutuhan gandum global, 19% dari pasokan jagung dunia, dan 80% dari ekspor minyak bunga matahari dunia.

Rusia telah menangguhkan pelayaran kapal komersial di Laut Azov sampai batas waktu tidak menentu. Namun tetap membuka pelabuhannya di Laut Hitam untuk navigasi, pejabat, dan lima sumber industri biji-bijan.

Presiden Rusia Vladimir Putin medeklarasikan operasi militer khusus terhadap Ukraina pada Kamis untuk menghilangkan ancaman serius untuk pihaknya. Ia mengatakan bahwa tujuannya adalah demiliterisasi tetangga selatan negaranya tersebut.

Rusia, eksportir terbesar gandum di dunia sebagian besar mengirimkan biji-bijannya dari pelabuhan di Laut Hitam. Sementara Laut Azov adalah rumah bagi pelabuhan air dangkal dengan kapasitas yang lebih kecil.

“Semua kapal tertunda pelayarannya di Laut Azov,” kata seorang sumber anonim terpercaya seperti dilansir dari Reuters pada Kamis (24/2/2022).

Seperti diketahui, Rusia dan Ukraina masing-masing menyumbang 29% dari kebutuhan gandum global, 19% dari pasokan jagung dunia, dan 80% dari ekspor minyak bunga matahari dunia.

Rusia sendiri memproduksi 76 juta ton gandum sepanjang 2021 dan diharapkan oleh Department Pertanian AS mengekspor 35 juta ton pada musim Juli-Juni mendatang, 17 persen dari total pasokan kebutuhan dunia.

Terpisah dari itu, seperti dilansir dari Daily Sabah, Duta Besar Ukraina untuk Ankara telah meminta Turki menutup selat Bosporus dan Dardanelles bagi kapal-kapal Rusia setelah melancarkan serangan aksi udara dan darat.

“Kami menyerukan agar selat Bosporus dan Dardanelles serta wilayah udara ditutup. Kami telah menyampaikan tuntutan yang relevan kepada pihak Turki. Pada saat bersamaan, kami menuntut sanksi keras dijatuhkan pada Rusia, khususnya kami menuntut penutupan di area tersebut, saham bisnis Rusia di sini,” kata Duta Besar Vasyl Bodnar dalam konferensi pers di Ankara.

Permintaan itu menyeret anggota NATO Turki, yang berbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam dalam posisi yang sulit. Di bawah pakta 1936, Ankara memegang kendali penuh atas selat dan berwenang membatasi jalur kapal perang selama masa perang atau jika kondisi terancam.

Dia juga menyoroti pentingnya menyediakan senjata pertahanan, bantuan keuangan dan kemanusiaan.

“Kami juga meminta bantuan pada warga Ukraina yang kini berada di Turki, terutama mereka yang membutuhkan keamanan dan perlindungan tambahan,” tuturnya.

Dia menyebutkan, ini adalah pertama kalinya di kawasan itu sebuah negara bersenjata nuklir meluncurkan serangan terbuka ke negara merdeka lain dan memicu terjadinya perang. Dia mengatakan Rusia menyerang semua lini di Ukraina, termasuk perbatasan dengan Krimea dan Belarusia serta wilayah Donbas timur.