freightsight
Jumat, 26 April 2024

INFO INDUSTRI

BI Beberkan Dampak Tensi Geopolitik Ukraina terhadap RI

24 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Gubernur Bank Indonesia

Perry Warjiyo via Dokumentasi Bank Indonesia

• Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa tantangan tensi geopolitik terutama di Eropa Timur akan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi baik itu di tingkat global maupun di dalam negeri.

• BI telah melakukan kajian tantangan global itu dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 4,4 persen pada 2022.

Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa tantangan tensi geopolitik terutama di Eropa Timur akan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi baik itu di tingkat global maupun di dalam negeri.

Sementara itu, tantangan global lainnya yang juga berasal dari normalisasi kebijakan negara maju akan mempengaruhi proses pemulihan serta menghambat aliran portofolio asing ke negara berkembang salah satunya Indonesia.

Beliau juga mengatakan bahwa tantangan global dikhawatirkan mempengaruhi stabilitas moneter di dalam negeri.
Hal ini tercermin dalam revisi ke bawah angka pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) menjadi 4,4 persen pada tahun ini.

Dilansir dari IMF acara Focus Group Discussion (FGD) dengan Pemimpin Redaksi Media Massa Rabu (23/2/2022) rupanya sudah revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global untuk mempertimbangkan tensi geopolitik dan meningkatnya Covid-19 Omicron.

Beliau juga mengatakan BI telah melakukan kajian tantangan global itu dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi global mencapai 4,4 persen pada 2022.

Hanya saja, dia juga mengatakan dampak tensi geopolitik ke kinerja ekspor Indonesia tak akan signifikan karena ekspor Indonesia berbasis komoditas.

BI pun optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Beliau juga melanjutkan dengan menyampaikan dampak risiko global ke stabilitas sistem keuangan dan eksternal Indonesia rupanya masih terbatas.

Hal ini tercermin ketika mulai masuknya aliran modal asing baik itu ke pasar SBN maupun saham di tengah peningkatan tingkat imbal hasil US Treasury.

Sementara itu, dampak pada nilai tukar rupiah pun masih terkendali. Nilai tukar rupiah pada awal 2022 saja cenderung stabil bahkan menguat.

Beliau juga menambahkan mengapa nilai tukar stabil bahkan menguat itu karena fundamental kita bagus yaitu current account rendah juga surplus, neraca perdagangan surplus, berarti supply dolar di pasar juga melebihi demand.