freightsight
Sabtu, 20 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Tekan Biaya Logistik Domestik, Maersk India Berencana Gandakan Lalu Lintas Kapal

29 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Maersk Line

Maersk via eblueeconomy.com

Maersk Line tempatkan kapal lebih besar di sepanjang rute pesisir India menyusul kebijakan New Delhi yang menyerukan pergeseran angkutan darat ke laut yang lebih besar untuk distribusi kargo lokal dan transhipment.

Maersk Line tempatkan kapal lebih besar di sepanjang rute pesisir India menyusul kebijakan New Delhi yang menyerukan pergeseran angkutan darat ke laut yang lebih besar untuk distribusi kargo lokal dan transhipment.

Sekitar layanan kontainer Kolkata ke Dhaka untuk perdagangan lintas batas India-Bangladesh, Maersk India lakukan uji coba penawaran di sepanjang garis pantai Teluk Benggala dari Kolkata ke Meghalaya Utara bagian timur guna menghadapi tantangan rantai pasok domestik.

Maersk India dalam laporannya pada The Loadstar mengatakan, uji coba tersebut membantunya menetapkan kelayakan opsi alternatif untuk pengiriman wilayah pedalaman.

“Itu bisa diatur, tergantung pada serapan dari pelanggan,” tambah operator.

Maersk menambahkan, rute baru telah dibangun di Protokol Indo-Bangladesh (IBP), yang merupakan sebuah perjanjian antar pemerintah untuk memfasilitasi pengiriman di sepanjang Teluk Benggala.

Kargo diangkut dari Kolkata ke Pelabuhan Mongla di Bangladesh, kemudian dikirim dengan truk ke titik perbatasan Bangladesh-India sesuai yang telah ditentukan.

“Truk di Bangladesh akan menyerahkan kargo ke truk India di perbatasan,” jelas seorang pejabat Maersk.

"Truk tidak melintasi perbatasan", tambahnya.

Pengangkut mengklaim kebijakan multimoda ini akan memberikan menekan biaya lebih signifikan pada konsumen, karena pemilik kargo bisa mengirim lebih banyak lagi.

Selain itu, Maersk India menyebutkan, pengiriman truk kargo dari daratan India ke pasar timur laut lewat koridor Siliguri biasanya dihadapkan pada sejumlah tantangan besar karena Medan berbukit dan kerusakan yang umum terjadi.

"Transportasi kargo peti kemas melalui jalur perairan pedalaman menghadirkan beberapa keuntungan, seperti pengurangan biaya penanganan, perpindahan moda yang lebih mudah dan pengurangan pencurian dan kerusakan, sehingga memungkinkan pemilik kargo untuk mengurangi jejak karbon mereka.”

Pada kondisi sebelumnya, pengangkut telah menempatkan biaya rata-rata untuk memindahkan satu ton barang di India melalui jalur air pedalaman sebesar Rs 1,19 (sekitar US$ 0,01) per km, angkutan kereta sebesar Rs 1,41 dan truk jarak jauh sebesar Rs 2,28.

Namun ukuran itu harus ditinjau dalam konteks pasar saat ini yang dipengaruhi oleh biaya bahan bakar yang tinggi dan kenaikan inflasi.

Dengan pembangunan jalan raya laut yang sedang berlangsung yang dipimpin oleh Inland Waterways Authority of India (IWAI), pemerintah ingin menggandakan pangsa kargo saluran air pedalaman dari 6% menjadi 12% pada tahun 2025. Menurut data industri, kargo India mengalir melalui saluran air pedalaman di fiskal tahun 2020-21 mencapai sekitar 88 juta ton.

Upaya pemangku kepentingan menuju pengangkutan jalur air pedalaman yang lebih besar sangat penting karena New Delhi ingin mengurangi biaya logistiknya yang meningkat setidaknya 5% selama lima tahun ke depan, dari perkiraan saat ini 14% dari PDB.

Untuk mencapai tujuan itu, pada Mei 2018, pemerintah India meliberalisasi undang-undang sabotase bagi kapal berbendera asing untuk terlibat dalam perdagangan pesisir, hingga kemudian menjadi domain eksklusif kapal kargo yang terdaftar secara lokal.