freightsight
Kamis, 25 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Targetkan Indonesia Emas 2045, Industri Pelayaran Domestik Tingkatkan Kapasitas

14 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Industri Pelayaran

Ilustrasi Pelayaran via indoshippinggazette.com

INSA menilai target Indonesia Emas 2045 menjadi momentum peningkatan industri pelayaran domestik.

Indonesia Emas 2045 menjadi target dalam membuka peluang industri pelayaran domestik untuk meningkatkan kapasitas seiring dengan kinerja optimal ekspor impor.

Ketua Umum Indonesia National Shipowner's Association (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan, kondisi kargo ekspor impor saat ini masih didominasi oleh pelayaran internasional, sementara pelayaran nasional masih kurang dari 10 persen.

Kondisi tersebut dinilai menjadi peluang bagi industri pelayaran domestik untuk menambah kapasitasnya dalam memenuhi kebutuhan ekspor impor yang juga berkembang.

“Mengenai penambahan kapasitas menuju Indonesia Emas, kami melihatnya sebagai peluang-peluang yang akan terjadi akibat pertumbuhan ekspor dan impor yang berkali lipat dari tahun ini, dibandingkan dengan kapasitas yang berlaku saat ini,” ujarnya pada Selasa (12/7/2022).

Di sisi lain, semua peluang tersebut juga harus diiringi adanya tantangan daya saing terkait persoalan finansial dan operasional.

Namun, Carmelita berpendapat, bahwa dari segi nasional, sebagai negara yang sudah masuk White List Tokyo MoU, Indonesia mampu mengatasi hal tersebut.

“Tinggal dari segi financial, kami masih perlu dukungan pemerintah baik dari kebijakan fiskal dan pendanaan yang kompetitif,” imbuhnya.

Industri maritim dan pelayaran Indonesia perlu menambah kapasitas kapal hingga 4,6 kali lipat dari kondisi saat ini guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, analis Samudera Indonesia Denny Irawan memaparkan untuk mendukung target Indonesia Emas tersebut, industri pelayaran RI juga menghadapi sejumlah tantangan.

Mulai dari pemenuhan kebutuhan kapasitas kapal, peremajaan kapal, Percepatan investasi di sektor industri pelayaran.

Hingga perluasan akses pembiayaan perbankan untuk industri pelayaran domestik, serta peningkatan kapasitas galangan kapal domestik.

Berdasarkan dokumen Visi Indonesia 2045 yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Pemerintah menargetkan Indonesia dapat keluar dari jerat middle-income trap pada 2036 dan menjadi negara maju dengan level PDB per kapita sebesar US$23,199 pada 2045.

Sementara itu, dari segi perdagangan internasional, jika target yang ditetapkan pemerintah berhasil terealisasikan, maka total nilai dan volume perdagangan Indonesia pada 2045 diprediksi akan tumbuh 6,8 kali lipat (US$305 miliar menjadi US$2.064 miliar) dan 5,3 kali lipat (732 juta ton menjadi 3.862 juta ton) dibandingkan dengan pada 2020.

Di sisi lain, hasil perhitungan Samudera Indonesia Research Initiatives (SIRI) menunjukkan bahwa untuk mencapai target nilai dan volume perdagangan internasional tersebut, pada 2045 Indonesia membutuhkan kapasitas kapal sebanyak 4,6 kali lipat (49 juta DWT menjadi 225 juta DWT) dibandingkan dengan pada 2022.

“Ini menjadi tantangan tersendiri untuk industri pelayaran nasional. Risiko tidak cukupnya ketersediaan kapal untuk mengangkut potensi peningkatan muatan pada akan menyebabkan mismatch antara supply dan demand yang akan berpengaruh terhadap daya saing ekspor Indonesia,” jelasnya pada Senin (11/7/2022).

Menurutnya, perlu langkah antisipasi untuk menjamin Indonesia dapat meraih berbagai potensi yang timbul dalam jangka panjang dan sekaligus dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Di saat yang sama, upaya peningkatan kapasitas kapal nasional juga akan menghadapi tantangan dari sisi peremajaan. Saat ini, rata-rata usia kapal Indonesia relatif lebih tua dibandingkan dengan rata-rata usia kapal global.

Sebagai gambaran, saat ini pelaku usaha di Indonesia sangat bergantung pada moda transportasi laut untuk aktivitas pengiriman barang.

Selain karena pengiriman melalui darat tidak memungkinkan dan alternatif jalur udara juga masih terlalu mahal. Oleh karena itu, ketersediaan kapal yang cukup menjadi sangat dibutuhkan.

"Jika melihat perkembangan hingga 2020, maka SIRI mengestimasikan bahwa kapal nasional Indonesia hanya dapat tumbuh mencapai 102.199 unit dengan total kapasitas sebesar 192,11 juta DWT apabila tidak ada dukungan baru yang dapat mengakselerasi perkembangan industri perkapalan dan pelayaran,” imbuhnya.