freightsight
Rabu, 17 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Demi Tekan Biaya Pengiriman Laut yang Mencekik, Eksportir DIY Coba Buat Terobosan

24 Januari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pengiriman logsitik

Dokumentasi logistik via kemenkeu.go.id

• Secara kumulatif nilai ekspor DIY jika pada periode Januari – November 2021 berhasil mencapai angka USD 492,9 juta, atau terbilang naik sebesar 39,55 persen.

• Lebih lanjut lagi, Bambang mengatakan bahwa momentum akhir tahun lalu adalah high season, sehingga menyebabkan harga pengiriman kian melonjak tinggi.

Secara kumulatif nilai ekspor DIY jika pada periode Januari – November 2021 berhasil menapai angka USD 492,9 juta, atau terbilang naik sebesar 39,55 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini diketahui dari data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik DIY.

Akan tetapi, meskipun nilai ekspor tercatat naik, namun para eksportir DIY masih tetap belum bisa bernapas lega. Alasannya adalah karena biaya pengiriman melalui jalur laut yang masih sangat tinggi. Sebenarnya, fenomena mahalnya biaya kirim logistik menggunakan jalur laut jadi sangat mahal sudah terjadi sejak awal pandemi menyerang. Karena itu, para eksportir DIY mencoba melakukan terobosan menggunakan pengiriman via angkutan udara dan menyasar negara-negara terdekat di kawasan Australia dan Asia.

Bambang Wijaya selaku Direktur Dekor Asia Jayakarya mengungkapkan bahwa pihaknya bersama para pemilik UKM di Bantul kini mulai melakukan berbagai terobosan untuk mengakali biaya pengiriman laut yang tinggi, yakni dengan beralih menggunakan angkutan udara.

Seiring dengan banyaknya pesanan ekspor, maka nilai ekspor melalui penerbangan juga terus mengalami kenaikan. Selain itu, untuk mengakali biaya pengiriman ke negara Eropa dan Amerika yang terbilang sangat tinggi, mereka mulai memilih untuk menjual produk ke negara-negara terdekat.

“Kita meningkatkan aktivitas digital marketing dan kalau kontainer via laut sulit, maka kita banyak ekspor melalui udara. Pemasaran difokuskan Konsentrasi marketing ke negara-negara terdekat seperti Australia dan Asia. Jadi kita menyerah ketika kontainer mahal, kita cari solusi pengiriman udara maupun ke negara-negara terdekat untuk ekspor,” tuturnya di Yogyakarta.

Lebih lanjut lagi, Bambang mengatakan bahwa momentum akhir tahun lalu adalah high season, sehingga menyebabkan harga pengiriman kian melonjak tinggi. Karenanya ada banyak buyer yang menunda pengiriman barang dan tidak membatalkan pesanan.
“Pesanan dari buyer tidak kurang tetapi hanya dihadapkan shipping cost yang tinggi. Oleh karena itu, mereka memilih menunda pengiriman dan tidak membatalkan pesanan,” tandasnya.