freightsight
Jumat, 26 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Tahun 2022 Pertumbuhan Sektor Pelayaran Diproyeksikan Akan Flat

24 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pelayaran ekspor

Container Shipping © papazachariasa via Pixabay

• Pada tahun 2022, sektor pelayaran untuk peti kemas diprediksi oleh Maersk Indonesia tidak akan mengalami pertumbuhan yang begitu besar, karena tidak beranjak jauh dari realisasi pada akhir tahun ini.

• Dia juga memaparkan bahwa kongesti masih akan terjadi di berbagai belahan dunia, khususnya di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Yang mana hal ini menyebabkan terhambatnya perputaran kapal.

Pada tahun 2022, sektor pelayaran untuk peti kemas diprediksi oleh Maersk Indonesia tidak akan mengalami pertumbuhan yang begitu besar, karena tidak beranjak jauh dari realisasi pada akhir tahun ini. Sebagaimana diketahui bahwa sampai saat ini masih terjadi ketidak pastian dalam sektor pelayaran.

Erry Hardianto selaku Senior Director Maersk, membuat proyeksi bahwa kondisi pelayaran pada kuartal akhir 2021 ini masih tetap akan mirip dengan kuartal III/2021. Sedangkan kondisi pelayaran pada kuartal I/2022 diyakini juga tidak akan berbeda jauh dengan kuartal IV/2021. Selain itu, kondisinya masih cukup sulit untuk diprediksi karena sampai kini kondisinya masih tidak menentu, dan tergantung pada dinamika yang terjadi secara global.

“Kalau berbicara target tahun depan, untuk kontainer ekspor dari sisi volume akan sama dengan akhir tahun ini. Kami enggak mencanangkan pertumbuhan yang spesifik pada tahun depan karena masih diliputi ketidakpastian. Jadi tumbuh secara flat sama seperti akhir 2021,” ujarnya, Selasa (14/12/2021).

Lebih lanjut Erry juga menjelaskan bahwa Maersk memiliki target bisnis peti kemas bisa tumbuh sebanyak 10 persen, apabila kondisinya normal. Akan tetapi, harus diakui bahwa hal tersebut nampaknya memang masih cukup sulit didapatkan pada tahun depan. Hal ini dikarenakan melihat dari pengalaman pada tahun lalu yang pada realisasinya hanya berhasil tumbuh sebesar 8 persen.

Disisi lain, Dhany Novianto selaku Managing Director MSC Indonesia mengatakan bahwa kondisi pelayaran yang dialami oleh sektor pelayaran pada akhir tahun ini masih cukup menegangkan dan penuh tantangan. Hal tersebut dikarenakan adanya banyak kendala pengoperasian kapal yang membuat terganggunya rantai pasok secara global.

Dia juga memaparkan bahwa kongesti masih akan terjadi di berbagai belahan dunia, khususnya di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Yang mana hal ini menyebabkan terhambatnya perputaran kapal.

“Outlook pelayaran tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun ini karena pertumbuhan shipping industri masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan infrastruktur pelabuhan yang akan masih menghambat untuk kelancaran bongkar muat di pelabuhan secara global,” ujarnya.