freightsight
Rabu, 24 April 2024

PELABUHAN

Pelabuhan Los Angeles Alami Kemacetan Karena Tumpukan Peti Kemas

2 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pelabuhan Los Angeles USA

Port of Los Angeles © Steve Saunders via Unsplash

Penumpukan peti kemas telah terjadi di Pelabuhan Long Beach dan Pelabuhan Los Angeles. Hal ini akhirnya memicu terjadinya antrean yang panjang dan mengganggu kelancaran lalu lintas bahkan hingga ke luar pelabuhan.

Pandemi Covid 19 memang memberikan pukulan untuk berbagai sektor, tidak terkecuali dalam rantai pasokan barang. Bahkan sampai saat ini, bisa dikatakan bahwa rantai pasokan barang global belum bisa pulih secara penuh, dampak lockdown di beberapa wilayah Amerika Serikat.

Mulanya, China melakukan penguncian dengan menutup pabrik, sehingga pada akhirnya menyebabkan penghentian sebagian besar pasokan dalam pengiriman global. Lalu, AS ikut melakukan lockdown, dan terjadi fenomena kerja dari rumah. Fenomena ini menyebabkan banyaknya pembelian gadget dan barang elektronik lain untuk mendukung kegiatan work from home.

Ada penyebab lain yang memicu terjadinya penumpukan, misalnya seperti China yang tiba-tiba melakukan penguncian pada bulan Juni hingga Agustus untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19. Dan juga Amerika yang mengalami kelangkaan supir truk untuk menurunkan barang di dermaga. Hal ini pada akhirnya melumpuhkan kemampuan industri pelayaran.

Berdasarkan laporan yang diberikan oleh Bloomberg. 77% pelabuhan di dunia, saat ini memang memiliki waktu bongkar muat yang sangat lama. Di pelabuhan Amerika Serikat dan China, kini telah tertumpuk puluhan kapal yang tetap berlabuh di lepas pantai, sehingga menyebabkan terjadinya masalah pelayaran karena kapal yang menganggur untuk menunggu ruang berlabuh.

Saat ini secara global biaya pengiriman memang mengalami lonjakan biaya pengiriman, serta berbagai perusahaan merasakan kesulitan untuk melakukan pemindahan barang, karena tidak ada cukup kontainer, ataupun kapal yang kini tersedia.

Akan tetapi, masalah yang sebenarnya ada bukan hanya karena problem pemasokan, maupun jam operasional, akan tetapi juga karena adanya impitan barang-barang yang berasal dari Asia.

Banyaknya barang impor, serta berbagai perkakas yang dibuat di Amerika Serikat, namun dengan suku cadang yang berasal dari luar negeri mengakibatkan terjadinya volume petikemas menjadi berlebih jika dibandingkan sebelum terjadinya pandemi.