freightsight
Jumat, 19 April 2024

INFO INDUSTRI

Pada Kuartal III Pelindo Mencatat Trafik Peti Kemas Capai 13,4 Juta TEUs

13 November 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Trafik logistik pelabuhan

Container Traffic © CHUTTERSNAP via Unsplash

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, pada kuartal III ini membuka trafik peti kemas sebesar 12,4 juta TEUs. Hal ini menunjukan adanya kenaikan sebanyak 6,9 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (YoY). Yang mana pada kuartal III tahun 2020 adalah sebesar 11,6 juta TRUs.

Trafik dari non peti kemas diketahui juga menunjukan tren positif sebagaimana yang dimiliki oleh peti kemas. Yang mana, pada kuartal III 2021, tercatat sebesar 99 ton, yang artinya sektor ini berhasil tumbuh sebesar 11,2 persen. Tidak hanya itu, diketahui pula bahwa trafik kunjungan kapal juga mengalami peningkatan yang terbilang cukup besar, yakni mencapai 10%, apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang hanya sebanyak 95,55 GT, dan kini sudah menjadi 1.056 juta GT.

“Tren positif ini kami harapkan terus berlanjut hingga akhir tahun nanti. Kami optimis perekonomian akan segera pulih dari dampak pandemi Covid-19,” ujar Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono dalam siaran pers, Rabu (10/11).

Berdasarkan penjelasan Arif, adanya peningkatan pada sektor ekspor impor dan petikemas internasional, serta distribusi barang domestik pasca pandemi Covid-19, menjadi faktor pendorong terjadinya peningkatan kinerja operasional di seluruh regional yang dikelola oleh PT Pelindo Persero.

PT Pelindo tentunya ingin selalu memberikan pelayanan yang baik dan terstandart untuk semua pengguna jasa di kawasan Pelindo. Karena itu, setelah resmi merger salah satu program penting yang coba mereka jalankan adalah standarisasi pelayanan dan sistem operasional yang didukung oleh digitalisasi.

"Pelindo akan terus berupaya menjaga kelancaran arus barang di pelabuhan melalui kesiapan operasional 24/7, dengan SDM yang handal, didukung teknologi dan digitalisasi sistem yang terbarukan untuk menjangkau seluruh aktivitas layanan kepelabuhanan," tambah Arif.

Program digitalisasi pelabuhan, ternyata juga sejalan dengan program kelestarian lingkungan hidup. Pasalnya program digitalisasi pelabuhan ini, menggunakan proses yang membuat layanan operasional bisa jauh lebih efisien. Selain itu, pelaksanaan dari kegiatan bongkar muat juga dinilai akan jauh lebih cepat, secara langsung hal ini akan mengurangi waktu sandar kapal, sehingga berdampak pada berkurangnya jumlah limbah yang nantinya dihasilkan.

"Digitalisasi dalam bisnis kepelabuhanan merupakan suatu keharusan karena dapat meningkatkan pelayanan kepelabuhanan dengan menjawab tantangan bisnis serta mendukung kelestarian lingkungan melalui kegiatan operasional yang efisien dan ramah lingkungan," tutup Arif.