freightsight
Jumat, 22 November 2024

PENGIRIMAN LAUT

Survey Ekonomi 2021-2022: Kurangnya Peti Kemas Global Pasti Tetap Ada

11 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Peti Kemas Logistik

Container @ 3345557 via Pixabay

• Menteri Keuangan India telah mengajukan survei ekonomi pra-anggaran tahun 2021-2022 di Parleen memberikan pandangan mengenai status ekonomi era tersebut.

*• Survei tersebut menyoroti situasi kekurangan peti kemas yang ditangkap oleh Drewry’s Composite World Container Index.

Niramala Sitraman selaku Menteri Keuangan India mengatakan bahwa telah mengajukan survei ekonomi pra-anggaran untuk tahun 2021-2022 di Parleen yang memberikan pandangan mengenai status ekonomi era tersebut.

Berdasarkan hasil survei nya, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) India diproyeksikan tumbuh antara 8 persen dan 8,5 persen dengan asumsi bahwa tidak akan pernah ada lagi gangguan ekonomi terkait pandemi yang memang melemahkan, monsun normal, penarikan likuiditas global yang sangat signifikan. Rata-rata harga minyak global berada di kisaran 70 dollar AS hingga 7 dollar AS dan seiring waktu meredanya gangguan rantau pasokan global. Survei ini juga rupanya membuktikan bahwa penyumbatan rantau pasokan dalam bentuk kekurangan peti kemas laut sera kenaikan biaya pengiriman akan tetap ada untuk beberapa waktu saat ini.

Bukan hanya itu, survei tersebut menyoroti situasi kekurangan peti kemas yang ditangkap oleh Drewry’s Composite World Container Index yang memang mencapai 9.698,33 dollar AS per peti kemas 40 kaki pada 20 Januari 2022. Nilai tersebut tentunya lebih tinggi 6.656 dollar AS dari rata-rata lima tahun dan 82 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Periode ketika harga ini tentunya yang berkepanjangan menunjukkan bahwa gangguan bahwa di pasar peti kemas internasional masih saja jauh dari kata selesai dan akan terus berdampak pada perdagangan laut.

Adanya tren kenaikan tarif angkutan laut selama periode yang sama untuk rute utama laut internasional. Tarif angkatan laut ini tentunya meningkat sebesar 300 persen hingga 350 persen yang merupakan akibat dari kurangnya peti kemas serta kurangnya ruang di kapal peti kemas. Bukan hanya itu, survei juga menyoroti bahwa sejak 2019 produksi peti kemas yang melambat. Sementara itu, terdapat peningkatan pembuangan peti kemas selama periode yang sama. Pertumbuhan peti kemas ini secara keseluruhan mengalami penurunan dari 11 persen pada 2019 menjadi 5 persen pada 2021.

Sedangkan kemacetan pengiriman ini akan terus menerus menjadi masalah kecuali produksi di seluruh dunia ditingkatkan secara signifikan.