freightsight
Jumat, 19 April 2024

INFO INDUSTRI

Sertifikasi Halal Negara Indonesia Kalah Pamor dari Negara Tetangga, Malaysia

7 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Produk halal

Logo Halal Malaysia via astroawani.com

• Kadin Jatim menyebutkan adanya potensi ekspor bagi UMKM masih terkendala sertifikasi Halal Indonesia masih belum diakui oleh banyak negara.

• Produk UMKM Indonesia khususnya Jatim memiliki potensi pasar ekspor yang sangat besar.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menyebutkan bahwa adanya potensi ekspor bagi UMKM saat ini masih terkendala sertifikasi Halal Indonesia masih belum diakui oleh banyak negara.

Adik Dwi Putranto selaku Ketua Kadin Jatim mengatakan saat ini sertifikasi Halal untuk produk ekspor Indonesia masih kalah pamor dengan sertifikasi Halal Malaysia. Jadi, pengusaha berharap pemerintah aktif meloby negara-negara termasuk yang tergabung dalam G20.

Ungkapnya pada Kamis (3/3/2033) bahwa sertifikasi halal masih menjadi tantangan kita bersama, paling tidak dalam rangka G20, berharap sertifikasi Halal Indonesia dapat digunakan di negara-negara yang tergabung dalam G20, pemerintah juga harus melakukan loby-loby strategis.

Adik mengatakan bahwa produk UMKM Indonesia khususnya Jatim memiliki potensi pasar ekspor yang sangat besar. Bahkan tahun ini saja melalui program Export Center Surabaya (ECS) ditargetkan bisa mencapai nilai ekspor sebesar 100 juta dolar AS.

Beliau mengungkapkan target tahun ini meningkat dibandingkan target 2021 yakni 64 juta dolar AS, tetapi dalam realisasinya tahun lalu justru bisa ekspor sebanyak 72 juta dolar AS melebihi target.

Tommy Kaihatu selaku Kepala Pengelola ECS, menambahkan salah satu upaya demi mencapai target tersebut, Kadin bersama Pemprov Jatim serta Bank Indonesia melalui program Rumah Kurasi terus memperbanyak kurator bersertifikat yang kini telah mencapai 150 kurator.

Beliau juga menambahkan dari pengalaman tahun sebelumnya saja Rumah Kurasi bisa membuat pelaku UMKM tahu kebutuhan produk layak bagi negara tujuan ekspor, sehingga akan mudah memasarkannya termasuk eksportir yang mencari pasar baru.

Adapun negara tujuan ekspor dari program Export Center Surabaya ini kebanyakan masih dari Amerika Serikat. Namun, ada juga beberapa negara tujuan ekspor non-tradisional tengah dibidik, di antaranya Afrika Tengah dan Afrika Selatan, serta negara-negara di wilayah Timur Tengah seperti Dubai dan Arab Saudi, termasuk Jepang dan Australia memiliki standar tinggi.

Beliau menambahkan akan mendekati negara-negara Islam seperti Dubai dan Arab Saudi supaya lebih eksis karena Indonesia termasuk negara dengan penduduk Islam terbesar. Apalagi sejauh ini ekspor kita ke Dubai dan Arab Saudi masih kurang besar, masih kalah dengan Thailand juga Filipina.