freightsight
Minggu, 5 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Rusia Targetkan Jual Emas ke China dan Timur Tengah

8 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Emas

Ilustrasi Emas Batangan. FOTO/iStockphoto

Baik produsen maupun lembaga pemberi pinjam tengah menjajaki penjualan di kawasan Asia dan Timur Tengah, sehingga kondisi mungkin akan berubah karena penambang Rusia mempertimbangkan jalur ekspor langsung.

Industri emas besar Rusia tengah mencari cara untuk mengekspor lebih banyak logam mereka ke China dan Timur Tengah. Langkah ini disebabkan oleh sanksi yang menghambat rute penjualan tradisionalnya.

Seperti diwartakan oleh Bloomberg, Rusia dikenal sebagai penambang emas terbesar kedua di dunia. Namun akibat sanksi yang diterimanya kini harus mengalami kendala di pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang sebagian besar diputus akibat larangan penjualan emas dari Rusia. Beberapa kilang bahkan menolak untuk mencairkan kembali emas batangan lama.

Sebelumnya, industri emas Rusia biasanya menjual ke beberapa bank lokal yang dikelola negara seperti VTB Bank PJSC dan Bank Otkritie. Kemudian dalam beberapa waktu terakhir mengekspor logam tersebut ke bank sentral.

Dengan dijatuhkannya sanksi Barat dan sekutu menandakan terputusnya akses penjualan ke bank-bank negara tersebut. Meskipun Bank Rusia mengatakan akan mulai kembali membeli emas setelah jeda dua tahun, jumlahnya tidak diharapkan sebesar dulu.

Hal ini membuat pemain komoditas emas Rusia mencari cara lain untuk menjual sekitar 340 ton hasil tambang setiap tahun yang ditaksir mencapai nilai sekitar US$ 20 miliar. Tidak banyak non-sanksi yang secara realistis mampu menangani volume sebesar itu.

Sementara itu, Moskow memberikan izin ekspor umum kepada penambang dua tahun lalu hingga memungkinkan mereka melakukan ekspor secara langsung.

Namun sejauh ini hanya sedikit yang menggunakan proses tersebut karena mereka lebih memilih mengandalkan infrastruktur penjualan bank.

Baik produsen maupun lembaga pemberi pinjam tengah menjajaki penjualan di kawasan Asia dan Timur Tengah, sehingga kondisi mungkin akan berubah karena penambang Rusia mempertimbangkan jalur ekspor langsung.

Salah satu produsen yang memberlakukan cara itu adalah Polymetal International Plc yang melakukan ekspor langsung dengan penjualan unit ke China dan Uni Emirat Arab (UEA), kata seorang sumber terpercaya.

Menurut juru bicara tersebut, langkah ini sedang disusul oleh beberapa penambang besar lainnya yang memulai pembicaraan dengan perusahaan yang berbasis di China dan UEA.

Diketahui, Bank Rusia pernah menjadi pembeli emas terbesar yang berdaulat dengan meraup semua hasil profit hasil tambang Rusia sebelum mengehentikan pembelian pada awal 2020. Adapun janjinya saat ini untuk mulai melakukan pembelian lagi diprediksi akan menyerap pasokan yang tidak bisa diekspor.

"Pendataan anggaran yang ada sangat bagus. Saat ini negara hanya bisa diselamatkan melalui pembelian emas," kata ekonom di Alfa-Bank, Natalia Orlova dikutip pada Minggu (3/4/2022).

Di sisi lain, Bank Sentral memperkuat hak milik emasnya secara signifikan hingga 2019 dengan transaksi cenderung lebih tenang ke depannya.

Bank Sentral juga membatasi harga jual pada 5.000 Rubel per gram atau sekitar US$ 1.880 per ons dengan nilai tukar saat ini di bawah harga pasar internasional.

Rencana pembelian itu dirancang untuk mendorong penjualan penambang emas karena kesulitan ekspor dan pasar domestik tidak mampu menyerap volume tersebut.

Sementara itu, lebih banyak peluang juga bisa datang dari pasar ritel domestik. Pemerintah membatalkan pajak pertambahan nilai atas pembelian, menyusul dampak dari perang di Ukraina.

"Ada peningkatan yang signifikan dalam permintaan emas di ritel. Bank siap membayarnya menggunakan harga pasokan internasional, bukan 5.000 Rubel," kata Juru Bicara Polymetal.

Sebelumnya, regulator menilai cadangan emas dan mata uang asing dimana Bank Sentral dapat menyelamatkan ekonomi dari krisis intern.