Sentral berita, analisis dan data logistik di Indonesia

Meskipun isu perang dagang masih terus memanas sampai saat ini, lalu tiba-tiba muncul kabar bahwa Amerika Serikat dan China akan mengadakan pertemuan pada rabu, 6/10/2021. Dari kabar yang ada dua pejabat dari masing-masing negara akan melakukan pertemuan tingkat tinggi di Zurich, Swiss.

Kabarnya, beberapa hal yang nantinya akan di bahas adalah mengenai perjanjian fase i yang ternyata tidak dipenuhi oleh China, dan juga tentang kemerdekaan taiwan yang kini memanas.

Berdasarkan laporan yang diberikan oleh pihak gedung putih, pertemuan yang mereka lakukan kali ini merupakan tindak lanjut nyata dari pembicaraan telepon yang telah dilakukan oleh Presiden Joe Biden dengan presiden Xi Jinping. Perlu diketahui pula bahwa panggulan uni adalah panggilan pertama yang dilakukan oleh mereka setelah 7 bulan terakhir.

“Karena kami terus berusaha untuk secara bertanggung jawab mengelola persaingan antara AS dan China” jelas gedung putih sebagaimana dilansir dari Reuters.

Dalam pertemuan tersebut, nantinya Amerika akan diwakili oleh penasihat keamanan nasional AS, Jake Sulivan. Sedangkan yang Jiechi selaku diplomat akan menjadi wakil China.

“Akan bertukar pandangan tentang hubungan China dan AS, serta isu lain yang relevan” ujarnya secara singkat pada awak media.

Sebelum ini, pihak perwakilan dagang AS Katrine Tai juga mengungkapkan harapannya untuk bisa segera melakukan diskusi dengan pihak China. Pernyataan tersebut ia katakan di sela waktu pertemuan organisasi untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD)
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyinggung soal China yang tidak berhasil menepati janjinya, terkait kesepakatan dagang yang telah mereka buat saat presiden Donald Trump masih menjabat.

Perjanjian yang dimaksudkan oleh Amerika adalah, perjanjian fase I, yang mana perjanjian itu secara nyata menandai perdamaian sementara perang dagang antara China dan Amerika sejak tahun 2018 lalu, setelah Trump resmi memimpin Amerika.

“Perang dagang China dan Amerika serikat telah berlangsung lebih ari 3 setengah tahun. Bukannya melemah, saat ini ekonomi China justru semakin melangkah maju, jika dibandingkan AS” tulis media tersebut.