freightsight
Rabu, 4 Desember 2024

INFO INDUSTRI

Rusia Tak Kena Sanksi Ekspor Energi, Harga Minyak Dunia Turun dari Level 100 Dollar AS

28 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Harga minyak

Pabrik Minyak via REUTERS/Vivek Prakash

• Harga minyak mentah dunia turun dari level 100 dollar AS per barel pada penutupan perdagangan Sabtu pagi, menyusul keputusan AS tak beri sanksi ekspor energi ke Rusia.

• Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Negara ini memasok sekitar 10 persen minyak global, yakni sekitar 10,5 juta barel per hari.

Harga minyak mentah dunia turun dari level 100 dollar AS per barel pada penutupan perdagangan Sabtu pagi. Penurunan ini menyusul respon Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang memutuskan tidak memberikan sanksi kepada Rusia terkait ekspor energi.

Sebelumnya, pasca serangan Rusia terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022), harga minyak mentah berjangka Brent sempat melangit ke level 105,79 dollar AS per barel.

Melansir Bloomberg, Sabtu (26/2/2022), harga minyak mentah untuk periode kontrak April 2022 turun 1,15 dollar AS menjadi 97,93 dollar AS per barel pada penutupan perdagangan. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,22 dollar AS menjadi 91,59 dollar AS per barel.

Sebelumnya, AS dan sekutunya memberikan sanksi ke lima bank besar Rusia untuk memblokir negara itu dari sistem keuangan global. Namun Presiden AS Joe Biden memastikan tidak ada sanksi berkaitan pasokan energi.

Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan, langkah ini hanya bentuk kecaman terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina, namun tidak ingin menghalau Rusia memasok produk energi ke pasar global.

Seperti diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia. Negara ini memasok sekitar 10 persen minyak global, yakni sekitar 10,5 juta barel per hari.

Selain itu, Rusia juga pemain utama dalam penghasil gas alam dunia. Pada 2020, Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat melaporkan, sekitar 38 persen impor gas alam UE berasal dari Eropa.

Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina telah mencuat pergolakan pasar yang sudah tertekan akibat gagalnya pasokan minyak seluruh dunia dalam memenuhi pasar pasca pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 mereda.

Saat ini Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk memanfaatkan kembali cadangan darurat AS dan melakukan koordinasi dengan pihak sekutu untuk mengendalikan lonjakan harga di tengah ketatnya pasokan minyak dunia.

Rentetan sanksi ekonomi tidak hanya datang dari Amerika Serikat dan negara negara Uni Eropa saja, tapi memanasnya serangan Rusia menuju Kiev membuat semakin banyak negara yang ikut menjatuhkan sanksi bagi Negara Beruang Merah tersebut.