freightsight
Jumat, 29 Maret 2024

INFO INDUSTRI

Rusia Serang Ukraina, Presiden AS Pastikan Batasi Ekspor ke Rusia

28 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Joe Biden

Joe Biden via dok. AP Photo/Evan Vucci

• Joe Biden selaku Presiden Amerika Serikat (AS) memberi serangan ke Rusia dan mengancam membatasi ekspor dari AS ke Rusia.

• Biden pastikan akan melakukan pembatasan dan membekukan teknologi pada Rusia.

Joe Biden selaku Presiden Amerika Serikat (AS) memberi serangan ke Rusia. Beliau mengancam membatasi ekspor dari AS ke Rusia.

"Ini akan memberikan beban berat bagi ekonomi Rusia, baik langsung dan jangka panjang," ungkapnya mengutip Instagram @joebiden pada hari Jumat (25/2/2022).

Beliau mengatakan sanksi pembatasan ekspor didesain bagi memberikan dampak jangka panjang optimal pada Rusia dan meminimalisir dampak kepada AS juga sekutu.

"Vladimir Putin yang menyerang, Dia memilih perang dan sekarang dia dan negaranya akan merasakan konsekuensinya," ungkapnya.

Sejak Rusia mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina, Amerika Serikat bekerja dengan sekutu dan mitra demi memberikan respons kuat dan kompak yang dikutip pada hari Kamis (24/2/2022), AS mengumumkan bahwa sanksi pada Nord Stream 2 AG serta jajaran pejabat perusahaannya.

"Langkah-langkah ini sebagai bagian tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina. Seperti yang telah dijelaskan, tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut jika Rusia terus meningkat," ungkap Biden, mengutip keterangan resmi di Gedung Putih.

Biden pun pastikan perang ini akan memberikan dampak bagi Rusia. Bidan pastikan melakukan pembatasan dan membekukan teknologi.

"Anda tidak akan pernah bisa lagi untuk memasukkan teknologi baru ke negara ini," kata Emily Kilcrease selaku rekan senior di Center for a New American sebagai Security dan juga mantan wakil asisten Perwakilan Dagang AS.

Hanya saja, sayangnya dampak aturan itu tidak akan pernah terasa secara instan atau saat itu juga. William Reinsch saja selaku pakar perdagangan di Center for Strategic and International Studies mengatakan bahwa eskalasi nya akan sangat berjalan dengan begitu lambat.

"Pada akhirnya mereka pun juga akan terluka. Namun, tidak dalam beberapa bulan karena memang bukan pukulan langsung ke tubuh," ungkapnya yang juga selaku mantan pejabat ekspor Departemen Perdagangan.