freightsight
Jumat, 22 November 2024

PENGIRIMAN LAUT

Ruang Muat Kapal Terbatas Ternyata Justru Sinyal Baik Untuk Industri Pelayaran

26 Januari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kapal kontainer

Container Ship @ Ernestovdp via Pixabay

• Belakangan ini permasalahan yang dihadapi oleh industri logistik adalah tentang terbatasnya space atau ruang muat kapal. Namun, siapa sangka hal tersebut ternyata justru menandai adanya hal positif untuk industri pelayaran.

• Yukki Nugrahawan Hanafi selaku Ketua Umum DPP Asosiasi dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyampaikan bahwa adanya keterbatasan space kapal mother vessel tujuan berbagai pelabuhan utama dunia telah menjadi salah satu variabel terjadinya fluktuasi pada ongkos angkut pengapalan atau frreight.

Belakangan ini permasalahan yang dihadapi oleh industri logistik adalah tentang terbatasnya space atau ruang muat kapal. Namun, siapa sangka hal tersebut ternyata justru menandai adanya hal positif untuk industri pelayaran, termasuk PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Hal tersebut dikarenakan dengan sulitnya eksportir memperoleh space kapal maka itu juga menandai permintaan tinggi yang berdampak pada keterisian kapal yang juga tinggi.

“Sebenarnya yang dimaksud terbatasnya ruang muat atau space kapal ekspor itu artinya dengan kata lain muatan ekspor itu banyak dan memenuhi kapal-kapal yang melayani pelabuhan-pelabuhan kita,” kata Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia, Jumat (21/1).

Bani melanjutkan, dengan demikian maka dampak dari permintaan yang tinggi tentunya akan sangat positif untuk perusahaan pelayaran, termasuk juga bagi Samudera Indonesia.

“Artinya permintaan ekspor tinggi dan tingkat keterisian kapal juga tinggi sehingga pengaruh terhadap kinerja SMDR sangat positif,” lengkap Bani.

Ia juga memberikan gambaran, seandainya ada cukup banyak ruang kapal yang tersisa, atau bahkan kapal justru kosong mlompong maka itu artinya industri pelayaran sedang ada dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Lalu Bani juga mengatakan dengan adanya ruang muat kapal yang penuh maka memberikan indikasi bahwa pasar bertumbuh dan ada kesempatan untuk pelayaran meningkatkan kapasitasnya.

“Potensi kargonya lebih besar daripada supply space saat ini,” terang Bani.

Selama masa pandemi ini, banyak pengusaha logistik khususnya para eksportir yang mengeluhkan masalah kegiatan ekspor Indonesia dipicu oleh shortage atau kelangkaan kontainer. Masalah tersebut saat ini sudah tidak lagi menjadi ha sentral, karena permasalahan bergeser pada keterbatasan ruang muat kapal yang sudah terjadi sejak Oktober 2021 lalu, dan belum terselesaikan hingga kini.

Yukki Nugrahawan Hanafi selaku Ketua Umum DPP Asosiasi dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyampaikan bahwa adanya keterbatasan space kapal mother vessel tujuan berbagai pelabuhan utama dunia telah menjadi salah satu variabel terjadinya fluktuasi pada ongkos angkut pengapalan atau frreight.

"Saat ini yang sangat terkena akan kenaikan freight itu untuk ekspor kita seperti komoditi furniture, tekstil, makanan minuman, sedangkan untuk otomotif dan elektronik relatif masih aman. Hal itu berdasarkan hasil survei kegiatan ekspor di beberapa negara di Asean untuk tujuan Amerika Serikat (AS) dan Eropa sama," ujar Yukki dalam keterangan resmi, Minggu (16/1).