freightsight
Jumat, 3 Mei 2024

INFO INDUSTRI

RI Gandeng Australia Jalin Kerjasama Tingkatkan Industri Maritim dan Inspeksi Kapal

15 Juni 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via nusantaramaritimenews.id

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia melalui Australian Maritime Safety Authority (AMSA) melaksanakan serah terima fasilitas keselamatan pelayaran dan perkembangan industri maritim.

Sebagai wujud upaya untuk meningkatkan keselamatan di sektor transportasi laut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Pemerintah Australia melalui Australian Maritime Safety Authority (AMSA) melaksanakan serah terima aset berupa Solid Bulk Cargo-Testing and Training Facility ( SBC-TTF) dan Ship Safety Inspection-Centre of Excellence (SSI-COE).

Serah terima kedua fasilitas yang terletak di Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP) tersebut dilaksanakan oleh CEO AMSA, Mick Kinley kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha di Jakarta pada Rabu (14/6/2023).

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, menyambut gembira peluncuran kedua fasilitas tersebut dan mengajak seluruh stakeholder terkait untuk berkolaborasi dalam memajukan industri maritim.

“Saya yakin kedua fasilitas ini akan menjadi aset yang sangat berharga untuk membantu Indonesia dalam mematuhi aturan konvensi-konvensi Internasional. Selanjutnya, saya mengajak dan mendorong semua pemangku kepentingan terkait untuk secara aktif berkolaborasi dalam memelihara dan mengembangkan kedua fasilitas ini demi kemajuan dunia maritim,” ujar Dirjen Arif.

Dirjen Arif mengungkapkan, SBC-TTF diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas pelatihan dan pengujian teknis yang membantu Indonesia menerapkan praktik terbaik dunia dalam pengangkutan kargo curah padat yang aman.

Sedangkan fasilitas SSI-CoE diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat pengetahuan untuk meningkatkan keselamatan kapal di wilayah perairan Indonesia.

“Saya berharap serah terima kedua fasilitas ini dapat membawa manfaat yang besar dalam mewujudkan keselamatan pelayaran dan perkembangan industri maritim kita ke depannya,” kata Dirjen Arif.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Arif juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Australia, khususnya AMSA, atas komitmennya dalam mendukung sektor pelayaran Indonesia.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas kerja keras dan dedikasi tulus yang telah diberikan untuk bantuan dan pengoperasian kedua fasilitas tersebut.

SBC-TTF adalah pusat penelitian pengembangan kebijakan dan teknis untuk meningkatkan keamanan pengiriman barang curah padat.

Fasilitas ini dikembangkan dengan tujuan untuk mendukung terwujudnya sektor ekspor mineral yang lebih aman dan efisien dengan cara memastikan praktik terbaik dalam pengangkutan kargo curah padat, seperti batu bara, bauksit, biji besi dan bijih nikel.

Fasilitas tersebut juga diharapkan dapat merumuskan, mengembangkan dan melakukan pelatihan untuk menangani risiko-risiko yang timbul dalam pengangkutan kargo curah padat yang sesuai dengan kode IMSBC.
Adapun SSI-COE adalah Pusat pengetahuan yang mewujudkan kapasitas kolektif dari pemerintah Indonesia melalui Ditjen Hubla, AMSA, dan komunitas maritim internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kapal baik yang berbendera Indonesia maupun kapal-kapal berbendera asing yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Hal ini dicapai dengan cara membangun kemampuan tenaga kerja yang diperlukan untuk menegakkan kepatuhan terhadap konvensi internasional.

Pengembangan kedua fasilitas ini dilaksanakan di bawah kerangka kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia melalui program Indonesia Transport Safety Assistance Package (ITSAP), yang dimulai pada tahun 2007 dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia.
ITSAP membantu Indonesia untuk mengatur dan mempromosikan keselamatan transportasi sesuai dengan standar internasional yang berlaku.

Program ini terdiri dari bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan saran tentang tata kelola serta praktik yang lebih baik dalam prosedur keselamatan manajemen.

Adapun untuk pelaksanaan program ITSAP khususnya yang berada di bawah Australian Maritime Safety Authority (AMSA), AMSAT Internasional ditunjuk sebagai pelaksana program di Indonesia.