freightsight
Jumat, 19 April 2024

REGULASI

Kemenhub Didukung AMSA Gelar Pelatihan PSCO di Teluk Bayur

14 September 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Dokumentasi via mimbarmaritim.com

Kegiatan ini perlu rutin dilakukan di era teknologi sekarang agar PSCO dituntut cepat merespon terhadap ketidakpatuhan kapal asing masuk ke Pelabuhan Indonesia maupun Kapal Indonesia yang masuk ke pelayaran Internasional.

Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan SSI-COE (Ship Safety Inspection – Center of Exellence) menggelar kegiatan pelatihan atau mentoring bagi Pejabat Pemeriksa Kelaiklautan dan Keamanan Kapal Asing atau Port State Control Officer (PSCO) di Teluk Bayur, dan mendapat dukungan teknis dari Australian Maritime Safety Authority (AMSA).

SSI-COE sendiri adalah pusat unggulan pemeriksaan keselamatan kapal yang di bentuk oleh DJPL dan didukung secara teknis oleh AMSA.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Capt Mugen Sartoto mengatakan Teluk Bayur merupakan salah satu pelabuhan di Sumatera Barat yang memiliki peran penting sebagai sentra kegiatan ekonomi. Sehingga kemampuan SDM yang bertugas harus terus ditingkatkan termasuk PSCO.

“Untuk itu, dalam rangka peningkatan profesionalisme Sumber Daya Manunusia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) bersama dengan SSI-COE menyelenggerakan Port State Control Mentoring dari tanggal 5-9 September 2022,” ujar Capt Mugen.

Mentoring ini diikuti oleh 8 PSCO yang berasal dari kantor KSOP Kelas II Teluk bayur dan dari Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di sekitar wilayah Padang.

Metode pelatihan dalam mentoring ini adalah teori 30 % praktek 70% dengan materi awal terkait target kapal asing yang dilanjutkan inspection on board kemudian diakhir sesi setiap harinya adalah pembahasan temuan-temuan deficiencies dari hasil inspection.

“Selama 5 hari training ada 3 kapal asing yang diperiksa dalam rangka pelatihan PSCO, dan pada hari ke-5 diadakan examination dimana hasilnya akan menjadi salah satu indikator penentuan pengukuhan PSCO pada tiap tahunnya,” ujar Capt Mugen.

Capt Mugen menegaskan kegiatan ini perlu rutin dilakukan mengingat di era teknologi seperti saat ini semua sektor tidak terkecuali ruang lingkup kerja para PSCO dituntut untuk cepat merespon terhadap ketidakpatuhan kapal asing masuk ke Pelabuhan Indonesia maupun Kapal Indonesia yang masuk ke pelayaran Internasional.

“Kegiatan mentoring ini merupakan sarana menambah pengetahuan dan pengalaman tata cara pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan kapal asing yang sesuai dengan standar International Maritime Organization (IMO) maupun regulasi Tokyo MOU yang dibekali selama 5 hari oleh Lead Trainer SSI-COE, Mr. Tat Yeung dari Australia, di Pelabuhan Teluk Bayur dan Surabaya,” ungkapnya.

Capt Mugen berharap kegiatan ini akan berdampak positif terhadap hasil pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan kapal asing serta program CIC on STCW tahun 2022 ini dapat dilaksanakan dengan baik dan profesional.

Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.119 Tahun 2017 tentang pejabat pemeriksa kalaiklautan dan keamanan kapal asing dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.003/11/8/DJPL-18 tahun 2018 serta Surat Edaran Nomor 08 Tahun 2021 tentang pengawasan terhadap kapal berbendera Indonesia yang akan berlayar keluar negeri PSCO dapat membantu Marine Inspector melakukan pemeriksaan kapal Indonesia yang akan melakukan pelayaran ke luar negeri, khususnya terkait dengan kepatuhan terhadap STCW sehingga diharapkan kapal-kapal berbendera Indonesia yang akan melakukan pelayaran internasional tidak lagi mengalami penahanan di luar negeri.

“Hal ini berkaitan erat dengan target Indonesia untuk mempertahankan kapal-kapal Indonesia tetap berada pada zona White List Tokyo MOU saat ini,” tutup Capt Mugen.

Untuk program mentoring PSCO berikutnya akan dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 12 sd 16 September dengan metode dan mentor yang sama tetapi peserta yang berbeda yaitu dari Unit Pelaksana Teknis Direktorat Perhubungan Laut di sekitar wilayah Surabaya. Hal ini dilakukan guna pemerataan pelatihan supaya bisa mencakup seluruh area pelabuhan di Indonesia.