freightsight
Sabtu, 27 April 2024

EKSPOR

RI Ajak ASEAN Bangun Rantai Pasok Tangguh dan Berkelanjutan

30 Agustus 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Rantai Pasok

Dokumentasi via c.inilah.com

Penting sekali membangun rantai pasok regional yang tangguh dan berkelanjutan baik produksi maupun stok khususnya untuk menghadapi disrupsi akibat dinamika global saat ini seperti perubahan iklim, pandemi Covid-19 dan tekanan geopolitik.

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong ASEAN membangun rantai pasok pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan Kementan dalam pertemuan Senior Official Meeting, ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (SOM AMAF) yang digelar secara daring pada Kamis (25/8/2022).

Sekretaris Jenderal Kementan yang sekaligus menjadi pimpinan pertemuan tingkat pejabat senior bidang pangan, pertanian dan perikanan, Kasdi Subayono menjelaskan pentingnya upaya bersama dalam menjamin ketahanan pangan dan kecukupan nutrisi bagi masyarakat dunia.

Menurut Kasdi, saat ini seluruh negara di dunia tengah menghadapi situasi sulit karena kondisi pangan yang memburuk sebagai dampak dari sejumlah tantangan global.

"Karena itu penting sekali bagi kita untuk membangun rantai pasok regional yang tangguh dan berkelanjutan baik produksi maupun stok khususnya untuk menghadapi disrupsi akibat dinamika global saat ini seperti perubahan iklim, pandemi Covid-19 dan tekanan geopolitik," ujar Kasdi dalam siaran resminya, Kamis (25/8/2022).

Kasdi menyebutkan, Indonesia mengangkat isu tersebut kepada negara ASEAN dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan global yang berkelanjutan. Terlebih lagi, sektor pangan merupakan sektor utama yang menopang kehidupan banyak orang.

"Kita bersyukur negara ASEAN menyambut baik inisiatif Indonesia untuk memperkuat komitmen seluruh sektor terkait dalam upaya penguatan integrasi ketahanan pangan melalui ASEAN Leaders Declaration on Strengthening Food Security," ujarnya.

Semua upaya ini, tambah Kasdi, harus menjadi prioritas bersama dalam membangun ekonomi prioritas Economics development (PED) yang digagas Indonesia selama keketuaannya di ASEAN pada 2023.

Usulan PED ini juga telah sejalan dengan arahan Presiden Jokowi untuk fokus terhadap keketuaan Indonesia dalam upaya mengatasi krisis pangan dan energi di kawasan.

"Selanjutnya guna mengoptimalkan panduan tersebut, pertemuan ini telah menyepakati usulan Indonesia untuk menyusun Implementation Roadmap of Guidelines on Sustainable Agriculture sebagai salah satu prioritas kerja AMAF tahun 2023 mendatang," katanya.

Sementara itu, hasil dari rangkaian pertemuan ini akan disampaikan kepada forum tingkat Menteri Pertanian ASEAN (Amaf) yang akan digelar secara virtual oleh negara Laos pada Oktober 2022 mendatang.

Sebagai informasi, rangkaian pertemuan ini dihadiri oleh seluruh Pimpinan Pejabat Senior (SOM Leaders) negara-negara anggota ASEAN dan ASEAN+3 (Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan) serta Rusia.

Selain itu, turut hadir dalam pertemuan juga pimpinan beberapa organisasi internasional seperti APTEER, CGIAR, World Bank, OECD dan UNESCAP.

Di samping delegasi Kementerian Pertanian, pertemuan ini juga turut dihadiri oleh perwakilan pejabat terkait dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agama, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Badan Pangan Nasional.

Rangkaian pertemuan SpecSOM AMAF ke-43 ini membahas sejumlah dokumen kerja sama yang dihasilkan oleh seluruh forum di bawah AMAF, termasuk sub sektor pangan, pertanian, peternakan.

Adapun pertemuan ASEAN Plus Three ini mengapresiasi kemajuan implementasi Rencana Strategis Kerjasama ASEAN Plus Three bidang Pangan, Pertanian dan Kehutanan yang difokuskan pada upaya menjamin ketahanan pangan. Selain itu, Indonesia juga dinilai berhasil mempromosikan pembangunan pertanian dan kehutanan berkelanjutan serta peningkatan perdagangan di negara-negara ASEAN Plus Three.

"Secara khusus pertemuan mengapresiasi peran ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTEER) dalam menstabilkan ketahanan pangan di kawasan, dan selanjutnya mendukung usulan Indonesia untuk mengoptimalkan peran APTERR sebagai mekanisme permanen di kawasan dalam mendukung ketahanan pangan khususnya di saat keadaan darurat termasuk meminimalisir dampak pandemi Covid-19 terhadap rantai pasok pangan kawasan," papar Kasdi.