freightsight
Senin, 29 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

PT Pelindo Multi Terminal Melakukan Strategi untuk Dorong Transformasi Layanan

16 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pelindomultiterminal.co.id

• Pelindo Multi Terminal mengelola terminal nonpetikemas hingga Oktober 2022.
• Target utama perusahaannya tepat waktu (fixed time), tepat biaya (fixed cost) dan keamanan safety.

PT Pelindo Multi Terminal, Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mengelola terminal nonpetikemas hingga Oktober 2022, telah mengoperasikan 12 terminal nonpetikemas tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Direktur Utama PT Pelindo Multi Terminal Drajat Sulistyo mengatakan bahwa pihaknya berfokus pada dua hal, standardisasi operasi dan komersial, serta kerja sama dengan TUKS (terminal untuk kepentingan sendiri) yang dimiliki swasta.

“Contohnya di terminal multipurpose di Makassar. Sebelum dikelola Pelindo Multi Terminal / SPMT, produksi di pelabuhan terbesar di Indonesia timur ini rata-rata hanya 1.776 ton per hari. Sampai Agustus lalu, produksinya naik lebih dari dua kali menjadi 3.880 ton,” kata Drajat dalam siaran pers, Senin (14/11/2022).

Drajat mengatakan bahwa dampak peningkatan produktivitas adalah kecepatan bongkar-muat barang.
Waktu bongkar-muat kapal berukuran 25.000 ton ditekan maksimal delapan hari, sebelumnya 14-16 hari. Dengan lama singgah kapal (port stay) lebih pendek, Pelindo Multi Terminal menambah jumlah kapal dilayani.

Bahkan, Drajat meminta timnya meningkatkan produksi 7.000 ton per hari. Drajat yakin, target sebesar itu tak sulit dicapai sepanjang timnya punya perencanaan baik. Basisnya siklus Plan, Do, Check dan Act. Dia mengatakan, jika ada target meleset, tim harus membuat evaluasi dan kemudian mencarikan solusi.

“Kita harus selalu stand by, selalu siap melayani, harus punya catatan, harus selalu membuat evaluasi. Dengan begitu, kita bisa membuat perbaikan dari waktu ke waktu,” ujarnya.

Mantan Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok menambahkan, target utama perusahaannya tepat waktu (fixed time), tepat biaya (fixed cost) dan keamanan safety. Untuk mencapainya, dia mengajarkan timnya melihat persoalan dari kaca mata lebih luas.

“Orang operasi harus tahu komersial, orang komersial harus tahu keuangan, orang keuangan harus tahu operasi. Pada akhirnya, ujungnya adalah kinerja perusahaan,” ujarnya.

Selain kecepatan operasi, tepat biaya juga penting bagi pelaksana tugas atau para pelanggan. Sebagai informasi, Pelindo menetapkan tarif di depan, sebelum pekerjaan dimulai.

“Setelah pekerjaan selesai, tak ada lagi biaya plus, plus, plus. Semua serba pasti. Pelanggan senang karena mereka bisa menghitung ongkos yang harus dikeluarkan, tanpa khawatir akan ada biaya tambahan,” jelas Drajat.

Drajat mengungkapkan, keamanan (Health, Safety, Security and Environmental/HSSE) menjadi standar internasional.
Pengelolaan dan penanganan barang selama proses bongkar-muat dari dan ke kapal sepenuhnya mengikuti prinsip HSSE.
Pelindo tidak mentolerir barang rusak atau hilang selama proses bongkar muat.

“Prinsip ini tidak perlu diomongkan, tapi harus diterapkan. Pelanggan kan bisa melihat sendiri prosesnya. Setiap bulan Pelindo Multi Terminal melakukan review kinerja bisnis. Di forum itu, para manajer cabang saling mengungkapkan kinerja dan cara pencapaiannya,” kata Drajat.

Drajat mengatakan, kesadaran pentingnya pelayanan kian baik pendorong peningkatan kinerja pada masa-masa awal transformasi PT Pelindo Multi Terminal. Untuk memperoleh hasil transformasi optimal pada perusahaan berupaya menerapkan standarisasi operasi di seluruh terminal.

“Kunci konektivitas Indonesia yang sesungguhnya adalah di nonpetikemas, karena alur pengiriman barangnya yang memiliki karakteristik khusus. Setiap pelabuhan harus memiliki standar operasi, biaya, dan keamanan yang sama. Dengan begitu, waktu untuk melakukan bongkar-muat muatan bisa diketahui dengan pasti,” lanjut dia.

Selama Semester I, Pelindo Multi Terminal menangani bongkar-muat Bag Cargo sebesar 1,89 juta ton, naik signifikan 25% dibandingkan Semester I tahun sebelumnya. Kargo umum naik 15% menjadi 6,87 juta ton per meter kubik. Trafik kendaraan mencapai 520.829 unit, tumbuh 3%. Trafik kargo curah kering mencapai 22,17 juta ton, kargo curah cair sebesar 9,88 juta ton dan trafik peti kemas 168.471 TEUs.