INFO INDUSTRI
21 Februari 2022
|
Penulis :
Tim FreightSight
• Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan penurunan ekspor pada Januari 2022 dipicu oleh pola situasional dan musiman yang kerap terjadi di setiap awal tahun.
• Ekspor di Januari 2022 mengalami kenaikan 25,31 persen dibanding ekspor pada Januari 2022 lalu. Hal ini dipicu oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 1,96 persen dan ekspor nonmigas sebesar 26,74 persen.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan penurunan ekspor pada Januari 2022 dipicu oleh pola situasional dan musiman yang kerap terjadi di setiap awal tahun. Adapun ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 14,29 persen atau sekitar USD19,16 miliar persen dibanding pada Desember 2021 yang tercatat sebesar USD22,38 miliar.
Penurunan nilai ekspor ini disebabkan oleh merosotnya ekspor migas sebesar 17,59 persen dari USD1,09 miliar menjadi USD0,90 miliar. Begitu pun dengan ekspor nonmigas yang mengalami penurunan 14,12 persen dari Usd21,27 miliar menjadi USD18,26 miliar.
"Penurunan ini adalah pola situasional ekspor dimana Januari kerap cenderung lebih rendah dibanding Desember. Hal ini mengikuti pola musiman holiday blues, yaitu pada tiga bulan pertama setiap tahunnya dimana ada restocking dan perlambatan," ungkap Lutfi dikutip dari keterangan resminya pada Minggu, 20 Februari 2022.
Meski demikian, Lutfi mengatakan bahwa ekspor di Januari 2022 mengalami kenaikan 25,31 persen dibanding ekspor pada Januari 2022 lalu. Hal ini dipicu oleh meningkatnya ekspor migas sebesar 1,96 persen dan ekspor nonmigas sebesar 26,74 persen.
“Kinerja ekspor Januari 2022 adalah kegiatan ekspor awal tahun tertinggi selama ini. Ini tentu menjadi pencapaian awal tahun yang menggembiarakan untuk kinerja ekspor bulan-bulan berikutnya,” katanya.
Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Januari 2022 menunjukkan peningkatan. Nilai impor Januari 2022 naik 36,77 persen dibanding Januari tahun lalu dengan angka kenaikan USD18,23 miliar. Peningkatan kinerja impor ini dipicu oleh naiknya impor migas sebesar 43,66 persen dan nonmigas 35,86 persen.
Ditinjau dari golongan penggunaan barang (BEC), kenaikan impor RI pada Januari lalu dialami oleh seluruh gulungan barang. Kenaikan impor tertinggi tercatat pada impor barang modal dengan kenaikan 41,94 persen (YoY). Kemudian disusul oleh impor bahan baku/penolong sebesar 39,57 persen dan barang konsumsi 10,24 persen.
“Kenaikan impor seluruh gulungan barang tersebut menunjukkan pemulihan, dari sisi daya beli masyarakat maupun kegiatan industri domestik yang seiring tren kasus Covid-19 mengalami penurunan, semakin luasnya program vaksinasi dan pembatasan aktivitas yang melonggar,” papar dia.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD0,93 miliar pada Januari 2022. Surplus tersebut ditopang oleh surplus nonmigas sebesar USD2,26 miliar dan deficit migas USD1,33 miliar.
Bagikan artikel ini:
ARTIKEL TERKAIT
TERPOPULER
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
17 Januari 2024
3 Januari 2024
19 Desember 2023
6 Desember 2023
5 Desember 2023
4 Desember 2023
Selalu update dengan berita terbaru!
LAPORAN INDUSTRI
18 Maret 2024
1 Maret 2024
2 Februari 2024
Copyright 2021 © Freightsight. Kebijakan privasi