freightsight
Jumat, 22 November 2024

IMPOR

PLTSa Putri Cempo Buka Kemungkinan akan Impor Sampah

18 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Impor Sampah

Ilustrasi Impor Sampah via surakarta.go.id

DLH Solo mewacanakan impor sampah dari luar kota demi kebutuhan PLTSa di atau TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo juga menyebut bahwa kebutuhan sampah untuk pengelolaan PLTSa menjadi alasan TPA Putri Cempo impor sampah.

Dinas Lingkungan Hidup atau (DLH) Solo telah mewacanakan untuk impor sampah dari luar kota demi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo.

Sampah yang sekarang ini menggunung di TPA Putri Cempo tentu saja diperkirakan habis diolah oleh PLTSa dalam waktu sekitar lima tahun ke depan. Maka untuk bisa mengoptimalkan PLTSa, tentu saja dibutuhkan lebih banyak lagi sampah untuk bisa diolah menjadi sebuah energi listrik.

Sampah-sampah itu juga sangat diharapkan bisa dipasok dari daerah-daerah lain yang ada di sekitar Solo. Arthaty Mulatsih selaku Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo menyebut bahwa PLTSa di TPA Putri Cempo butuh banyak sekali sampah.

Beliau mengungkapkan mengenai alasan Solo impor sampah bahwa wacana tersebut berkaitan dengan adanya PLTSa yang telah didirikan di TPA Putri Cempo dan sampah yang dibutuhkan untuk operasional mencapai 545 ton/hari.

Di sini lain, Beliau juga melanjutkan bahwa jumlah sampah yang masuk ke TPA baru 300 ton/hari. Kekurangan 245 ton/hari tersebut diambil dari sampah lama yang menumpuk di TPA. Diperkirakan tumpukan sampah lama tersebut akan segera habis hanya dalam waktu lima tahun.

Beliau juga mengungkapkan sehingga ke depannya akan bekerja sama dengan daerah yang ada di sekitar. Ini juga merupakan simbiosis mutualisme di mana sampah di sekitar Kota Solo dapat dikirim ke TPA sehingga bisa mengurangi permasalahan sampah secara regional.

Senada dengan Arthaty, bahwa Gatot Sutanto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo juga menyebut bahwa kebutuhan sampah untuk pengelolaan PLTSa menjadi alasan TPA Putri Cempo impor sampah.

Beliau juga mengatakan itu terkait operasional PLTSa membutuhkan sampah sekitar 450 ton per hari, sedangkan saat ini sampah Kota Solo hanya baru sekitar 300 ton per hari.

Namun, tumpukan sampah di TPA Putri Cempo [sekitar 17 hektare] yang saat ini dapat digunakan sebagai penambah kekurangan yang ada.

Mengenai bentuk kerja sama impor sampah, masih akan tetap dibahas DLH Solo dengan daerah lain yang akan menjadi pemasok. Saat ini pun, DLH masih juga fokus pada persiapan pengoperasian PLTSa Putri Cempo.

Seperti yang telah diberitakan, bahwa pembangunan PLTSa di TPA Putri Cempo oleh PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) ditargetkan kelar dan beroperasi mulai tahun ini yang teknologi pengolahan sampah menjadi tenaga listrik menggunakan bio-drying.