freightsight
Sabtu, 27 Juli 2024

INFO INDUSTRI

Pemerintah Dorong Pengembangan PLTS Dalam Negeri Untuk Capai Tier 1

25 Oktober 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Solar Panels © publicpowerorg via Unsplash

Sebagaimana diketahui bahwa belakangan ini, pemerintah terus mendukung masyarakat untuk melakukan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya, hal ini demi mencapai bauran energi. Sayangnya, dorongan ini tidak diimbangi dengan keberadaan modul, yang mana sampai kini hampir sebagian besar modulnya masih dipasok melalui impor.

Hal di atas dibeberkan oleh Fabby Tumiwa, selaku Direktur Eksekutif Instutute for Essential Service Reform (IESR). Saat ini tingkat komponen dalam negeri, memang sudah cukup banyak, yakni mencapai 40%, akan tetapi dengan angka demikian tetap saja sebagian besar modulnya tetap banyak didapatkan dari impor.

“Untuk modul surya masih banyak impor, karena kemampuan produk lokal untuk memenuhi kebutuhan proyek yaitu high efficient solar module, dengan efisiensi di atas 20% dan kapasitas modul surya di atas 500 WP per keping belum ada,” jelasnya, Senin (11/10/2021)

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyebutkan bahwa sampai kini memang belum ada produsen modul surya Indonesia yang mampu masuk dalam kategori Tier 1. Padahal, menurutnya agar mereka bisa mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan internasional, mereka harus lebih dulu masuk kategori ‘Tier 1’.

“Selain itu, belum ada produsen modul surya di Indonesia yang masuk dalam kategori ‘Tier-1’. Padahal, untuk mendapatkan project financing dari lembaga keuangan internasional, bankable itu adalah module Tier-1 tersebut” imbuhnya.

Dengan alasan di atas, seharusnya pemerintah terus mendukung pengembangan PLTS dalam negeri, sehingga nantinya bisa benar-benar perkembangan, dan mampu masuk jadi produsen kategori ‘Tier 1’.

“Salah satunya adalah mendorong pengembangan PLTS dalam negeri melalui pengembangan pasar, salah satunya adalah implementasi dari RUPLT 2021-2023,” paparnya.

Menurut Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal EBTKE, pengembangan industri PLTS di Indonesia seharusnya memang bisa dilihat sebagai sebuah tantangan.

“Komponen inverter memang masih diimpor, namun komponen utama berupa modul surya sudah mampu diproduksi di dalam negeri. Saat ini terdapat 14 pabrikan modul surya dalam negeri dengan kemampuan produksi kurang lebih sebesar 524 MWp per tahun” pungkasnya.