freightsight
Rabu, 24 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Pengusaha Logistik Kesulitan Cari Kapal Dampak Perang Rusia-Ukraina

22 Juli 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Kapal Logistik

Ilustrasi Kapal Laut via detik.net.id

Perang Rusia dan Ukraina berimbas pada sulitnya pelaku usaha logistik di Indonesia mendapatkan kapal kontainer dan kapal curah.

Imbas perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai membuat pelaku usaha logistik Indonesia kesulitan mendapat kapal kontainer dan kapal curah.

Hal ini disampaikan Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi, ia mengingatkan agar para pemain logistik di sektor darat, laut, dan udara memiliki perspektif yang lebih luas demi menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri.

Yukki menyebutkan, pelaku bisnis logistik di Indonesia perlu bersiap dalam mendukung perubahan rantai pasok global namun harus tetap memperhatikan ketahanan perekonomian nasional.

"Kita (pelaku logistik) harus mendukung perubahan pada kelancaran pasok dunia saat ini ditengah berbagai persoalan yang sedang melanda. Namun komitmen kita sebagai pelaku usaha juga penting dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional tersebut," ujar Yukki dalam keterangan pers dikutip Rabu (20/7/2022).

Yukki mengatakan, dari sisi bisnis logistik, perang yang terjadi di Ukraina berimbas pada perubahan geopolitik di kawasan Eropa serta meningkatnya isu pangan global yang menyebabkan efek domino terhadap pemenuhan rantai pasok global.

Dia melanjutkan, sebelumnya berbagai negara di dunia juga direpotkan oleh urusan mengatasi pandemi Covid-19 yang kemudian berimbas terhadap persoalan kenaikan tarif penerbangan dan kelangkaan kontainer akibat banyak pelabuhan yang masih memberlakukan penguncian wilayah.

"Hingga kini kesulitan kapal bukan hanya pada kapal kontainer namun sudah merembet pada kapal-kapal curah," ungkapnya.

Namun menurut Yukki, pemerintah sampai saat ini dinilai masih mampu mengatasi permasalahan ketahanan ekonomi nasional, sehingga menekan terjadinya inflasi berkat diluncurkannya berbagai program terencana.

Salah satu program yang dinilai tepat adalah hilirisasi industri yang telah dicanangkan beberapa tahun lalu. Langkah ini menjadi strategi tepat meningkatkan nilai tambah komoditas nasional.

Dengan adanya hilirisasi, komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, melainkan barang setengah jadi atau barang jadi.

Adapun tujuan dari hilirisasi ini adalah meningkatkan nilai jual komoditas, memperkuat struktur industri, membuka lebih banyak lapangan kerja, dan meningkatkan peluang usaha di dalam negeri.

"Jika Indonesia terus bergantung pada ekspor komoditas mentah, maka Indonesia akan mudah terpuruk ketika nilai jual komoditas tersebut menurun," pungkas Yukki.