freightsight
Minggu, 6 Oktober 2024

INFO INDUSTRI

Pemkab Buleleng Kini Mencoba Perkuat Manajemen Rantai Pasok Komoditas Pangan

3 Oktober 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Dokumentasi via balipuspanews.com

Untuk mengendalikan inflasi, Pemkab Buleleng, Bali memperkuat manajemen rantai pasok komoditas pangan menyebabkan terjadinya inflasi.

Dengan tersedianya stok komoditas penyumbang inflasi, memberikan gambaran bahwa inflasi di Kabupaten Buleleng bisa dikendalikan baik.

Untuk bisa segera mengendalikan inflasi yang saat ini sedang mendera, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali memperkuat manajemen rantai pasok komoditas pangan menyebabkan terjadinya inflasi.

Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana usai meninjau pelaksanaan pasar pangan murah digelar Badan Pangan Nasional dan Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dan Pemkab Buleleng, di areal Hari Bebas Kendaraan Taman Kota dan Eks Pelabuhan Buleleng, Minggu (2/10/2022).

Lihadnyana menjelaskan dibutuhkan perbaikan dari manajemen rantai pasok komoditas pangan. Sehingga stok komoditas pangan akan terjaga. Termasuk meningkatkan produksi dari komoditas seperti cabai menurun.

Komoditas-komoditas menjadi bahan makanan pokok masyarakat tidak boleh harganya naik. Harus ada strategi mengendalikan harga. Strategi di hulu membuat manajemen produksi baik melalui Dinas Pertanian (Distan). Kemudian, Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra ditugaskan untuk manajemen rantai pasoknya dan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan.

Lihadnyana menambahkan Pemkab Buleleng memberikan subsidi transportasi untuk distribusi komoditas pangan. Subsidi diberikan menanggulangi naiknya ongkos distribusi akibat kenaikan BBM. Jika ongkos distribusi naik, harga di pasar dan di tingkat konsumen naik. Jadi, Pemkab Buleleng memberi subsidi ongkos distribusinya.

Hingga saat ini, stok komoditas pangan di Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara, terjaga baik, sehingga masyarakat diminta tidak panik menghadapi situasinya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Buleleng saat ditemui usai meninjau pelaksanaan Pasar Pangan Murah oleh Badan Pangan Nasional dan Bank Indonesia bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali serta Pemkab Buleleng, di areal Hari Bebas Kendaraan Taman Kota Singaraja dan Eks Pelabuhan Buleleng, Minggu (2/10/2022).

Lihadnyana menjelaskan stok komoditas pangan penyumbang inflasi tersedia banyak. Dengan adanya panen, stok terjaga. Beliau mencontohkan, beras mulai panen. Sehingga stok beras aman sampai Desember. Dengan demikian, beliau meminta masyarakat tidak panik akan ketersediaan komoditas pangan.

Dengan tersedianya stok komoditas penyumbang inflasi, memberikan gambaran bahwa inflasi di Kabupaten Buleleng bisa dikendalikan baik. Dengan pengelolaan yang baik, harga komoditas bisa turun di pasaran dan menjaga daya beli masyarakat. Beliau menegaskan bahwa inflasi tidak akan dibiarkan bebas karena mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.

Terkait strategi untuk menjaga ketersediaan komoditas yang sifatnya musiman, Lihadnyana di sini memaparkan Pemkab Buleleng memiliki tren data terkompilasi dengan baik. Sehingga, memiliki catatan komoditas harganya naik di bulan-bulan tertentu karena bukan musimnya. Strategi dilakukan yaitu menjaga manajemen produksi dengan baik, sehingga pada musim yang sulit tumbuh, produksi akan tetap terjaga.

“Biasanya Juli-September naik. Diikuti Januari-Maret naik. Manajemen produksinya. Saat Juli-September harga naik. Berarti tiga sampai empat bulan sebelumnya Dinas Pertanian harus menanam itu. Seperti itu. Sudah kita lakukan,” ucapnya.

Pria yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini mengungkapkan bahwa Pemkab Buleleng akan memberi bantuan bibit cabai. Bibit ini juga akan segera didistribusikan menyeluruh untuk 125 desa. Dirinya optimis upaya ini bisa berkontribusi menekan laju inflasi di Kabupaten Buleleng.

“Kalau semua desa menanam, dan berproduksi, saya yakin bisa mengendalikan harga. Tidak hanya cabai,” kata Lihadnyana, menjelaskan.