freightsight
Sabtu, 27 April 2024

IMPOR

Pemerintah Bahas Opsi Impor Bahan Pangan untuk Hadapi El Nino

23 Mei 2023

|

Penulis :

Tim FreightSight

via canva.com

  • Mendag membahas terkait strategi pemerintah bersama Presiden Joko Widodo.

  • Persiapan pemerintah dalam menghadapi dampak kekeringan El Nino untuk sektor pangan.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan kini telah mengaku di dalamnya membahas terkait dengan strategi pemerintah bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai ketersediaan kebutuhan pokok dalam menghadapi cuaca ekstrem akibat El Nino.

Adapun, El Nino ini merupakan salah satu fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang ada di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

“Menyikapi El Nino tadi dilaporkan, seperti Malaysia saja rebutan air minum, di India suasana panas sampai ada korban, China juga. Kalau cuaca panas produksi akan turun kan, jadi kami harus siap hadapi berbagai kemungkinan,” tuturnya kepada wartawan, Senin (22/5/2023).

Lebih lanjut lagi, di sini dia pun juga mengatakan bahwa persiapan pemerintah dalam menghadapi dampak kekeringan El Nino untuk sektor pangan, tentu saja di dalamnya juga terdapat opsi impor yang disiapkan oleh pemerintah.

Ketua Umum PAN itu mengatakan bahwa salah satu opsi yang dilakukan ini adalah mempersiapkan langkah impor beras ataupun bahan pokok pangan yang lainnya. Saat ini dia pun juga mengatakan bahwa Pemerintah di dalamnya memang segera akan memperketat komunikasi dengan negara-negara eksportir bahan pangan ke Indonesia.

Zulhas menilai dengan mengupayakan pemesanan lebih awal untuk impor jika ketersediaan komoditas pangan seperti beras di dalam negeri berkurang karena El Nino.

“Caranya gimana? Dengan misalnya beras kita harus G to G mesen barang sekarang, agar menjadi stok kita, ketika barang kurang di kita barang sudah tersedia. Dan juga hasil pertanian lainnya. Jadi [Impor lagi] jawabannya iya, kalau diperlukan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, dia di dini pun juga menyinggung mengenai komoditas pangan lainnya yaitu kenaikan harga telur yang dinilainya banyak pengusaha gulung tikar karena harga yang terlalu murah bagi pengusaha.

“Telor naik itu kan selama ini banyak sekali pengusaha telur itu yg tutup bangkrut karena harga murah, bahkan lebaran aja Rp25.000-an, bangkrut orang. Karena dia harus jual Rp28.000. Oleh karena itu sebagian induknya diremajakan, potong, itu perlu waktu. Kemudian, ada beberapa harga jagung saya dengar naik, pakan naik, itu mempengaruhi,” katanya.

Oleh sebab itu, Kemendag juga akan segera mengambil langkah pertama dalam menjaga arus produksi, meskipun dia mengakui perlu sedikit waktu agar harga kembali stabil.

“Kami sedang diskusikan jagung, kalau dulu kan jagung sampai harga mahal disubsidi Rp1.500 per kilogram, hanya sekarang andaikata diputuskan belum, tetapi belum ini masih dibahas, nanti yang diimpor itu petani lokal. Jadi kalau harga jagung rakyat mahal sampai Rp6.500 nanti akan dicoba Rp1.500 disubsidi apa untuk transportasinya atau apanya. Jadi harga akan terkendali. Kita lihat dulu 1 bulan lagi,” pungkas Zulhas.