freightsight
Sabtu, 27 April 2024

INFO INDUSTRI

Erick Mengatakan BUMN Siap Jadi "Off Taker" Bahan Pangan Demi Antisipasi Krisis 2023

8 Desember 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via unsplash

Menteri BUMN mengungkapkan BUMN siap menjadi pembeli bahan pangan dalam mengantisipasi krisis.

Mekanisme pelaksanaan fungsi off taker ini harus diatur supaya terdapat dana besar.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa BUMN siap menjadi pembeli siaga bahan pangan pokok dalam rangka mengantisipasi krisis yang akan datang tahun depan.

"BUMN siap untuk menjadi pembeli siaga (off taker) bahan-bahan kebutuhan pokok pada tahun depan. Namun syaratnya adalah perlu disertai dengan penugasan yang jelas dari pemerintah terhadap BUMN pelaksana fungsi off taker itu," ujar Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Penugasan tersebut tentu juga diperlukan supaya para pemimpin di BUMN pelaksana off taker tidak ragu dan khawatir terkait dugaan pelanggaran yang telah dituduhkan kepada mereka.

"Bulog dapat menjadi stabilisator (harga), dimana ketika dia mengambil barang (bahan makanan pokok), ternyata ketika harus dikeluarkan, malah tidak bisa keluar, karena harga pada saat pembelian lebih tinggi dibandingkan pada saat akan dikeluarkan. Sehingga dikhawatirkan menjadi kerugian negara. Padahal konsepnya berbeda," kata Erick Thohir.

Beliau juga menekankan bahwa mekanisme pelaksanaan fungsi off taker ini harus diatur supaya terdapat dana besar, dimana dana tersebut juga disimpan di Perhimpunan Bank - bank Milik Negara (Himbara) dengan bunga murah. Dengan dana itulah, tentu saja BUMN pelaksana fungsi off taker juga menyerap bahan pangan pokok dari petani, kapan pun, baik pada saat harga naik maupun turun.

“Kemudian nanti Bulog bisa menjadi pembeli bahan pangan pokok dari petani yang diputuskan pemerintah, misalnya padi, jagung, tebu dan lain-lain. Ini yang menjadi bagian dari upaya mengamankan rantai pasok pangan. Ini penting karena kondisi rantai pasok dunia masih terganggu di tahun depan,” kata Erick Thohir.

Peran BUMN pada ketahanan pangan juga merupakan bentuk antisipasi untuk bisa menekan harga pangan. Tingginya potensi inflasi pada tahun depan juga bisa disebabkan oleh dua sumber yaitu tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta melonjaknya harga pangan.

“Karena itu BUMN harus membantu kementerian lain, bagaimana mengintervensi kebutuhan pangan yang naik turun. Tetapi tetap dengan penugasan yang jelas, mana orientasi pasar dan mana penugasan yang memang bukan pasar. Salah satu mekanisme yang didorong adalah bagaimana ada dana besar ditaruh di Himbara dengan bunga rendah, lalu ID Food dapat ditugaskan sebagai market, dan Bulog sebagai stabilisator,” kata Erick Thohir.

Kondisi rantai pasok dunia ini juga diperkirakan masih terganggu pada tahun depan. Karena itu salah satu kunci supaya bisa bertahan, kata dia, Indonesia harus bisa menjaga kondisi supply change atau rantai pasok pangan nasional. Dengan demikian, BUMN juga siap turut menjaga ketahanan pangan nasional tersebut.