freightsight
Selasa, 24 September 2024

PELABUHAN

Pelindo Targetkan Belawan Jadi Pintu Gerbang Pelabuhan Logistik

20 September 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Pelabuhan Belawan via harianaceh.co.id

Untuk membidik posisi tersebut, pengembangan infrastruktur pelabuhan perlu dilakukan secara sejalan dengan target Pelindo pascamerger sejak 1 Oktober.

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) menargetkan Pelabuhan Belawan menjadi pintu gerbang logistik di Sumatra Utara. 2021 Untuk membidik posisi tersebut, pengembangan infrastruktur pelabuhan perlu dilakukan secara sejalan dengan target Pelindo pascamerger sejak 1 Oktober.

Posisi Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara sangat strategis karena berdekatan dengan jalur pelayaran dan perdagangan terpenting di dunia yakni Selat Malaka. Untuk memaksimalkan potensi itu, saat ini Pelindo sudah resmi menjalin kesepakatan dengan Konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) dalam pengelolaan Belawan New Container Terminal (BNCT).

Department Head Komunikasi Korporasi Pelindo Fajar Setyono memastikan dengan adanya kerja sama ini, Pelabuhan Belawan dapat bertransformasi dari pelabuhan feeder menjadi hub maritim. Adapun dalam penjelasannya, Fajar menuturkan strategi yang dilakukan melalui kerja sama dengan konsorsium INA adalah menggandeng mitra global yang memiliki kompetensi dalam membentuk ekosistem yang dapat menciptakan direct call dari Belawan.

"INA telah memilih DP World melalui seleksi ketat sebagai mitra strategis untuk membantu percepatan penciptaan jaringan logistik laut yang mumpuni," kata Fajar pada Minggu (18/9/2022).

Fajar mengatakan DP World juga akan memberikan nilai tambah bagi investor, dunia usaha, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) perusahaan. DP World diharapkan dapat memperkuat konektivitas Belawan dengan jaringan global yang dimilikinya.

Kerja sama pengelolaan BNCT tersebut bertujuan untuk mentransformasi Belawan melalui peningkatan kapasitas terminal, direct call, serta konektivitas terminal dan pelabuhan kecil dengan Terminal BNCT.

"Kerja sama ini juga untuk pengembangan kawasan industri di sekitar pelabuhan," ucap Fajar.

Pelindo juga mematok peningkatan kapasitas BNCT. Menurut Fajar, kapasitas BNCT yang saat ini tercatat sebesar 600 ribu TEUs akan meningkat hingga dua setengah kali lipat menjadi 1,4 juta TEUs dalam enam tahun ke depan.

Pengamat maritim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Saut Gurning mengatakan dukungan Konsorsium INA memberikan tingkat kepercayaan finansial yang lebih tinggi. Khususnya atas kebutuhan rencana-rencana pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan di Belawan. Ia menuturkan kebutuhan infrastruktur untuk selanjutnya kemungkinan akan menggeliat.

"Ini karena sifatnya yang derivatif atas aktivitas perdagangan yang menjadi stimulan penting dan kemampuan menarik potensi perdagangan via Belawan," kata Saut, Minggu (18/9/2022).

Saut menyebutkan hal tersebut dapat terjadi jika ada platform konsolidasi barang yang dapat diciptakan komunitas Pelabuhan Belawan. Khususnya untuk orientasi perdagangan bertipe onshore atau perdagangan jarak pendek secara domestik, domestik regional atau intra regional.

Pengelolaan BNCT dengan Konsorsium INA dan DP World merupakan salah satu implementasi perjanjian aliansi strategis senilai 7,5 miliar dolar AS untuk meningkatkan kualitas layanan maritim dan logistik di Indonesia. Kerja sama antara INA dan DP World bertujuan meningkatkan kualitas pengoperasian pelabuhan, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan daya saing Indonesia.

Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengharapkan transaksi dalam perjanjian tersebut dapat diselesaikan sebelum akhir 2022.

“Yang paling penting dalam transaksi ini tentunya segala perjanjian yang ada benar-benar dituangkan dengan baik dengan tata kelola yang baik," ujar Kartika.

Kartika menuturkan ke depan harus dipastikan kerja sama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu mencapai cita-cita untuk menjadikan Belawan sebagai transportation hub dan menjadi maritim hub di Kawasan Asia Tenggara.

Secara terpisah, Ketua Dewan Pengawas INA sekaligus sebagai Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan INA didirikan sebagai salah satu alternatif pembiayaan jangka panjang berbasis ekuitas untuk pembangunan Indonesia. Terutama dalam upaya melakukan berbagai transformasi struktural untuk mencapai visi Indonesia maju.

"Saya sangat berharap kerja sama ini dapat dilakukan hingga tuntas, bahkan terus berlanjut dan memiliki dampak bola salju yang luas pada inisiatif strategis lain,” kata Sri Mulyani.