freightsight
Sabtu, 20 April 2024

PENGIRIMAN LAUT

Pelayaran Nasional Optimistis dan Waspada terkait Ancaman Resesi 2023

28 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via pexels

Pelaku usaha pelayaran nasional optimistis waspada menghadapi resesi global 2023.

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2022 244,14 miliar.

Pelaku usaha pelayaran nasional optimistis tetap waspada menghadapi ancaman resesi global 2023. Ketua Umum DPP Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menjelaskan bahwa industri pelayaran nasional dihadapkan situasi sulit.

"Kami optimistis ekonomi nasional akan kuat menghadapi kondisi global. Hal ini seiring dengan proyeksi banyak lembaga terhadap ketahanan Indonesia hadapi situasi ekonomi tahun depan," kata Carmelita saat ditemui Gedung Kadin, Kamis (24/11/2022).

Walaupun demikian, Carmelita mengakui saat ini industri pelayaran nasional dihadapkan situasi sulit. Dia menegaskan, sekarang pelayaran nasional harus siap menghadapi ancaman resesi global 2023.

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh positif lima dan 5,1% pada 2023. Sementara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh berkisar 4,6% hingga 5,3% pada 2023.

“Banyak lembaga memproyeksikan ekonomi nasional masih pada jalur pertumbuhan positif di tahun depan. Tapi tetap kita harus memastikan bahwa daya beli masyarakat di dalam negeri terjaga baik sehingga ekonomi di dalam negeri tetap kuat,” jelas Carmelita.

Dengan demikian, Carmelita menilai sektor pelayaran nasional tidak akan terlalu terdampak dari sentimen negatif kondisi ekonomi 2023. Jika memang terjadi penurunan kegiatan ekspor pada tahun depan, Carmelita memproyeksikan hal tersebut ini akan berdampak pada kegiatan kapal angkutan ekspor-impor dan kapal feeder.

Walaupun begitu, hingga Oktober lalu nilai ekspor Indonesia tetap tumbuh positif. BPS mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari–Oktober 2022 mencapai 244,14 miliar dolar AS atau naik 30,97% jika dibandingkan pada periode yang sama pada 2021.

Sementara ekspor nonmigas mencapai 230,62 miliar dolar AS atau naik 30,61%. Pada sektor angkutan kontainer di domestik masih akan tumbuh positif dengan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun depan. Lalu pada sektor curah kering batu bara masih akan tumbuh positif meski tidak secemerlang sebelumnya. Seiring dengan kebutuhan batu bara yang ada di dalam negeri, begitu juga dengan kebutuhan ekspor.

Carmelita menambahkan bahwa kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) tengah digenjot pemerintah sedikit banyak akan memberikan dampak terhadap angkutan curah kering. Menurutnya, kebijakan hilirisasi SDA akan memberikan nilai tambah bagi ekspor Indonesia di masa mendatang dan dari sisi pelayaran nasional di domestik menjadi peluang peningkatan muatan karena adanya angkutan raw materials ke smelter.

Dari sisi suplai, Carmelita menilai penambahan tonase tidak terlalu signifikan karena sentimen permintaan rendah karena Covid-19. Selain itu, perubahan persyaratan teknologi dan tingginya harga pembangunan kapal baru.

"Walaupun kapal tertahan untuk diserap karena tingkat market freight yang melonjak, penambahan tonase tidak berubah signifikan. Melihat kondisi seperti itu, market pada 2023 menunjukkan kondisi yang cukup menjanjikan," tutur Carmelita.

Pada jenis kapal offshore, Carmelita menilai masih tetap tumbuh meski tidak akan signifikan 2023. Dia menuturkan hal tersebut dikarenakan masih ada tanda-tanda peningkatan kebutuhan kapal penunjang offshore. Carmelita menegaskan, pelayaran nasional lebih percaya diri menghadapi sentimen global tahun depan. Hal tersebut dikarenakan pelayaran banyak mengambil pelajaran dan berhasil melewati badai Covid-19.

Carmelita mewaspadai penaikan biaya perawatan kapal karena fluktuasi nilai tukar rupiah. Hal tersebut mengingat 70% komponen kapal masih impor.

“Jadi ancaman resesi pada 2023 mungkin akan berdampak bagi pelayaran nasional. Tapi selama konsumsi domestik kita masih tumbuh, maka dampaknya tidak signifikan. Kita meski optimistis, tapi harus bersikap waspada atas situasi ekonomi tahun depan," ungkap Carmelita.