freightsight
Jumat, 19 April 2024

PELABUHAN

Pelabuhan Teluk Tapang Buka Ekspor Bijih Besi ke China

2 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Eksor Bijih Besi

Pelabuan Teluk Tapang via cdn.statically.io

• Pelabuhan Laut Teluk Tapang di Pasaman Barat Sumatera Barat buka ekspor bijih besi ke China pada 12 April 2022 mendatang.

• Joni Akhiar mengatakan pengapalan perdana itu akan membawa bijih besi ekspor dengan kapasitas 50.000 ton dengann frekuensi pengiriman satu kali dalam sebulan.

Pelabuhan Laut Teluk Tapang di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat direncanakan melakukan pengapalan pada 12 April 2022 mendatang menuju China.

Kasi Lalu Lintas dan Usaha Kepelabuhanan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Teluk Bayur, Joni Akhiar mengatakan pengapalan perdana itu akan membawa bijih besi ekspor dengan kapasitas 50.000 ton dengan frekuensi pengiriman satu kali dalam sebulan.

“Akan menggunakan kapal MV. Pas Ocean yang dapat mengangkut 55.000 gross ton,” katanya pada Minggu (28/2/2022).
Namun, belum optimalnya kondisi di Pelabuhan Teluk Tapang khusus kapal MV. Pas Ocean membuatnya tidak bisa langsung bersandar ke dermaga sehingga kapal terpaksa harus parkir di tengah sekitar 2 KM dari pelabuhan.

Terkait pengapalan untuk ekspor bijih besi itu, perusahaan tidak memanfaatkan jalan umum. Namun membangun jalan sendiri dengan jalur akses langsung ke Teluk Tapang sekitar 8,5 km.

“Perusahaan dibalik ini semua adalah PT Gamindra Mitra Kesuma. Perusahaan tambang ini sudah menjalin kerja sama smelter di dalam negeri sehingga bisa ekspor langsung ke China,” katanya.

Menurut Joni, kabar baik soal ekspor ini dipengaruhi oleh kadar bijih besi yang dikirim sudah memenuhi standar pengiriman bijih mentah yaitu kadar fe 62 persen. Adapun terkait kendala akses ke pelabuhan menurut Joni sebenarnya sudah ada izin operasional resmi sejak 2017 lalu.

Namun kondisi pelabuhan secara keseluruhan belum memadai sehingga belum bisa beroperasi sebagaimana mestinya. Menurutnya kendala yang dihadapi itu antara lain karena kurangnya aktivitas pelayaran ke pelabuhan, terutama jenis kapal angkutan barang.
Padahal Pelabuhan Teluk Tapang termasuk dalam pembangunan strategis pemerintah untuk mempercepat pengapalan crude palm oil (CPO).

Mengingat wilayah bagian itu memiliki produksi CPO yang besar efektif mengurangi jarak angkut CPO yang selama ini berlayar ke Pelabuhan Teluk Bayur. Selain itu, kendala lainnya disebabkan oleh akses jalan darat menuju dermaga Teluk Tapang yang tidak kunjung selesai.

Joni memaparkan, sampai saat ini akses jalan ke Pelabuhan Teluk Tapang memerlukan waktu 42 KM melalui jalur darat dari jalan utama, jalan nasional. Namun yang selesai baru sekitar 23 KM.