freightsight
Sabtu, 20 April 2024

INFO INDUSTRI

OECD Prediksi Perang Rusia-Ukraina Hambat Perdagangan dan Supply Chain Dunia

23 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Perang Rusia-Ukraina

Perang Rusia via AFP/Beritasatu.co

• Organization of Economic Development (OECD) mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina akan memicu terjadinya gangguan perdagangan dan rantai pasok (supply chain) di seluruh dunia.

OECD yang terdiri dari 38 negara anggota ini menilai, pada tahun depan konflik tersebut akan menurunkan produk domestik bruto (PDB) ekonomi sebesar 1,08% di seluruh dunia. Sementara itu berdampak sebesar 1,4% di negara Eropa dengan mata uang Euro, dan penurunan sekitar 0,88 di Amerika Serikat.

Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengatakan, pembuat kebijakan dan pemain pasar internasional harus tetap tenang. Menurutnya, pengeluaran belanja pemerintah dan sebagian pemotongan pajak dapat membatasi sedikit kerugian itu.

“Sangat penting untuk kami menjaga pasar tetap terbuka dan bergerak bebas guna mengimbangi harga dan memastikan pasokan yang tersedia mampu menjangkau wilayah yang paling dibutuhkan,” kata Cormann.

Serangan Rusia terjadi dunia masih terpuruk akibat pemulihan pandemi virus Covid-19 yang mendorong lonjakan harga dan menghambat rantai pasok. Pada Desember lalu OECD meramalkan inflasi sebesar 4,2% tahun ini, memprediksi bahwa konflik akan menarik harga 2,47% di seluruh dunia.

Sebagai informasi, Rusia dan Ukraina berkontribusi kurang dari 2% PDB dunia namun menjadi produsen penting komoditas tertentu. Misalnya, kedua negara memasok sepertiga gandum dunia sehingga menimbulkan kecemasan negara-negara yang bergantung pada ekspor gandum mereka.

Selain itu, Rusia juga merupakan produsen kalium terbesar untuk produksi pupuk, disusul paladium yang menjadi bahan penting untuk mobil, serta nikel untuk baterai mobil dan baja. Harga semua produk tersebut sudah melonjak sejak Januari, sebelum Rusia mengumumkan serangan militernya ke Ukraina.

Meskipun Rusia dan Ukraina hanya menanggung kecil beban dari ekonomi dunia, kedua negara itu tetap menjadi produsen bahan mentah yang besar.

Dalam penelitian terbarunya, OECD mengasumsikan bahwa harga minyak akan mengalami kenaikan sepertiga persen, gas naik 85% dan harga gandum terdampak sebesar 90%. Di luar Rusia dan Ukraina, OECD menyebut Eropa akan menjadi wilayah yang paling terdampak ekonomi akibat konflik geopolitik tersebut.

Sebagaimana diketahui, Eropa sangat bergantung pada pasokan makanan dan energi dari Ukraina dan Rusia. Ini dikarenakan Eropa mengimpor gandum ke Ukraina.

OECD menambahkan, begitu juga dengan negaara-negara yang terletak di perbatasan bersama dengan Rusia atau Ukraina, dampak yang mereka rasakan juga akan sangat besar, yang terbaru adalah menanggung beban arus pengungsi dari Ukraina.

“Dukugan fiskal yang baik dan ditargetkan dengan hati-hati dapat membantu mengurangi dampak negatif pada ekonomi, hal ini perlu dorongan ekstra terhadap pengendalian inflasi,” papar OECD.

“Di samping itu pemangku kebijakan moneter dunia harus tetap fokus memastikan ekspektasi inflasi berlabuh dengan baik,” tutur OECD.