freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

KADIN: Pengusaha Harus Tetap Menang, Walaupun Terjadi Perang

19 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi Indonesia

Arsjad Rasjid via MNC Media

• Kadin menilai Indonesia perlu cermat mengoptimalkan peluang bisnis di tengah tensi geopolitik memengaruhi perekonomian.

• Indonesia perlu jeli membaca peluang saat tensi geopolitik itu.

Kadin atau Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai bahwa Indonesia perlu cermat mengoptimalkan peluang bisnis di tengah terjadinya tensi geopolitik memengaruhi perekonomian. Banyak peluang ekspor terbuka dapat dimanfaatkan pengusaha.

Hal tersebut disampaikan oleh Arsjad Rasjid selaku Ketua Umum Kadin dalam konferensi pers mengenai inflasi kelangkaan minyak goreng, dan tanggapan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) pada konferensi pers pada Selasa (15/3/2022) sore.

Arsjad menyampaikan konflik Rusia-Ukraina memberikan pengaruh besar terhadap ekonomi global di antaranya naiknya harga minyak dunia. Bukan hanya itu, aktivitas perdagangan terpengaruh baik menyangkut komoditas dari kedua negara atau karena embargo dagang dari negara-negara lain. Menurutnya, Indonesia perlu jeli membaca peluang saat tensi geopolitik itu. Beliau meyakini Indonesia bisa menggenjot ekspor ke banyak negara dan mengambil celah dari kondisi yang sudah ada.

"Ketika perang dagang Amerika Serikat-China, kita blessing. Tentunya kaget pabrik garmen sekarang seluruh Indonesia tidak ada space diborong Amerika, tekstil, sepatu, mebel booming sekali dan jadi surplus dolar," ungkap Ketua Umum Kadin, Selasa (15/3/2022).

Beliau menyatakan pengusaha harus mampu 'memenangkan' kondisi menantang ini. Meningkatnya ekspor Indonesia menjadi sinyal di tengah pandemi Covid-19 dan konflik geopolitik Indonesia bisa mengambil keuntungan.

"Maka dari itu, kami di Kadin selalu mengatakan, 'perang-perang' kita harus tetap 'menang'," ungkap Arsjad.

Sebelumnya, Margo Yuwono selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Februari 2022 mencapai 3,83 miliar dolar AS. Capaian itu tumbuh pesat dari Januari 2022 yang surplus 0,9 miliar dolar AS. BPS mencatat ekspor pada Februari 2022 mencapai 20,46 miliar dolar AS atau tumbuh 34,14 persen (year-on-year/yoy). Nilai impor Februari 2022 tercatat 16,64 miliar dolar AS atau tumbuh 25,43 persen (yoy) sehingga terjadi surplus.

"Neraca perdagangan surplus 3,83 miliar dolar dan ini terjadi 22 bulan terakhir secara beruntun Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan," ungkap Margo dalam konferensi pers pada Selasa (15/3/2022).