freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Musda Asepi VIII Menggenjot Ekspor demi Memanfaatkan Momentum Nasional

6 April 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor Indonesia

Dokumentasi via jaringpos.com

Musda Asephi VIII Bali memilih Ketut Dharma Siadja secara aklamasi sebagai Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia.

Adapun ekspor yang telah banyak dikirim adalah ke Amerika dan Eropa.

Musyawarah Daerah Asephi VIII atau Musda Asephi VIII Bali memilih Ketut Dharma Siadja secara aklamasi sebagai Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali masa bhakti 2022-2027 pada Kamis (31/3/2022).

Selain itu juga Musda tersebut ternyata di dalamnya membahas tentang untuk menggenjot ekspor di Bali dengan memanfaatkan momentum nasional seperti G-20 nanti.

Musda yang mengusung tema “Taki-takining Sewaka Guna Dharma” dihadiri H Muchsin Ridjan selaku Ketua Utama Asephi Dr, Ketum Kadin Bali Made Ariandi dan juga dihadiri oleh I Wayan Jarta selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali.

Dharma Siadja selaku Ketua Asephi Bali dalam 5 tahun ke depan akan melakukan banyak program yang lama dan fokus genjot ekspor dengan meningkatkan kerajinan Bali asal Bali dan luar daerah.

Upaya tersebut untuk dapat mewujudkan Bali sebagai pusat kerajinan Indonesia. Walaupun memang ada banyak penurunan selama pandemi, tetapi ekspor harus tetap terus berjalan. Beliau juga mengatakan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi khususnya harga pengiriman kontainer harga naik berlipat-lipat mencapai 400 persen.

Adapun ekspor yang telah banyak dikirim adalah ke Amerika dan Eropa. Walaupun memang ada invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari belum ada dampak ekspor yang begitu signifikan.

Di samping itu, Dr H Muchsin Ridjan selaku Ketum Asephi sangat mengharapkan ketegangan Rusia dan Ukraina segera bisa berakhir supaya suhu ekonomi dunia kembali normal pasca pandemi Covid-19.

Beliau mengatakan setiap gerakan apapun pasti akan dampaknya ke dalam negeri apalagi invasi itu sangat banyak keluarkan energi (bahan bakar) yang akan mempengaruhi harga migas dunia dan berimplikasi pada harga pengiriman logistik seperti khususnya barang-barang ekspor.

Beliau melanjutkan bahwa menjaga sebuah ekonomi yang baik tentunya sangat butuh situasi bebas sehingga dapat berusaha bebas berdagang dengan bebas demi mewujudkan kemakmuran.

Dalam antisipasi masalah ekspor sangat begitu diharapkan pemerintah dan Kadin juga ikut turun tangan. Untuk antisipasi kenaikan migas memang sebaiknya pemerintah saja yang memberikan subsidi sehingga bisnis ekspor dari pengusaha bisa tetap bersaing secara global.

Kerja sama dan kolaborasi itu tentu dapat diwujudkan dalam mengembangkan barang ekspor apalagi di Bali yang memang memiliki komoditas kerajinan dan ikan yang sangat unggul.

I Wayan Jarta selaku Kepala Disperindag Bali mengungkapkan bahwa ekspor dari produk Asephi mampu mendongkrak ekonomi Bali, meskipun sektor pariwisata Bali ambruk.

Nilai ekspor Bali 330 juta dolar AS (2021) dan 392 juta dolar AS 2020 didominasi komoditi tekstil dan ikan tuna.

Ariandi selaku Ketua Kadin memastikan pangsa ekspor semakin besar dengan memanfaatkan momentum B20 jelang puncak KTT G20 pada November mendatang.

Kadin pusat mengadakan Radshow B20 ke Kanada dan Amerika memastikan kedatangan pengusaha dunia ke Bali. Beliau juga menegaskan Roh G20 adalah B20, kesuksesan acara tergantung keras pada B20.

Bali bisa memanfaatkan peluang ini supaya bisa ikut mengambil peran strategis sehingga ekonomi Bali segera pulih.

Kadin Bali pun akan mengadakan rembug juga koordinasi kepada semua pihak dari para asosiasi pengusaha, perbankan dan pemerintah untuk menyikapi pemulihan ekonomi daerah, dimana ekonomi Bali memang belum baik – baik saja.