freightsight
Sabtu, 23 November 2024

INFO INDUSTRI

Mitigasi Lonjakan Harga Gula, RI Buka Gerbang Impor

3 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Gula pasir

Sugar in wooden bowl @ jcomp via Freepik

• Kementerian Perdagangan telah menerbitkan izin impor gula untuk mengantisipasi kenaikan harga gula di pasar global.

• Pada Februari 2022, pemerintah membuka gerbang impor gula rafinasi untuk menekan laju harga gula.

Kementerian Perdagangan telah menerbitkan izin impor gula untuk mengantisipasi kenaikan harga gula di pasar global. Mendag Muhammad Lutfi mengungkapkan, kuota yang diterbitkan untuk tahun 2022 lebih besar dari tahun lalu.

Mengutip BPS, volume impor gula mentah (raw sugar) sepanjang Januari-Oktober 2021 adalah 4,72 juta ton. Angka ini turun 5,03% dari periode sebelumnya.

Untuk tahun 2022, pemerintah mengeluarkan izin impor gula rafinasi sebanyak 3,4 juta ton. Rekomendasi itu melonjak 300 ribu ton dari kuota tahun sebelumnya sebesar 3,1 juta ton. “Terkait gula rafinasi, saya sudah keluarkan izin lebih dari cukup karena jadi suatu antisipasi kenaikan harga gula internasional. Semua akan dibereskan, jumlahnya memang lebih besar dari tahun lalu,” kata Menteri Lutfi saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (31/1/2022).

Menurutnya, dengan menerbitkan izin impor ini dapat menjadi mitigasi dalam mengantisipasi kenaikan harga harga yang luar biasa sambil menunggu kurva harga yang melandai.

Sebagai informasi, harga gula di pasar global tercatat sudah melandai setelah sempat cetak level tertinggi pada November 2021, yakni 20,42 sen per lbs. Harga diprediksi terus bergerak ke 21,22 sen per lbs di akhir triwulan I 2022 dan akan bertengger di level 24,50 sen per lbs dalam setahun ke depan.

Sementara, mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula di pasar domestik masih cenderung stabil dalam sepekan terakhir. Yakni bergerak di harga Rp 14.200 per kg untuk gula pasir lokal dan Rp 15.500 per kg untuk kemasan premium.

Secara terpisah, CEO Sinergi Gula Nusantara Aris Toharisman menuturkan, harga gula masih stabil tinggi akibat belum masuknya gula impor sehingga persediaan jadi terbatas.

Alokasi impor dilakukan untuk menekan kenaikan harga gula yang ikut terkerek akibat inflasi pangan sejak akhir 2021. Importansi gula sendiri masih dalam proses yang diperkirakan akan masuk pada minggu ketiga atau keempat Februari. Dengan masuknya impor, Aris meyakini langkah ini dapat menekan laju harga gula.