freightsight
Kamis, 25 April 2024

PELABUHAN

Menurut Ketua BLE Ada 4 Pilar Penataan Logistik

7 Desember 2021

|

Penulis :

Tim FreightSight

Penataan logistik

Container terminal © bahonya via Pixabay

• Bea Cukai Batam merupakan salah satu unsur dan inisiator dari Batam Logistik Ecosystem (BLE) yang mana kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari National Logistics Ecosystem (NLE).

• Capaian progres ketiga adalah, adanya kemudahan transaksi pembayaran serta penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait masalah logistik.

Bea Cukai Batam merupakan salah satu unsur dan inisiator dari Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang mana kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari National Logistics Ecosystem (NLE). Karenanya, pihak Bea Cukai Batam terus menerus melakukan sosialisasi program tersebut pada sejumlah pihak.

Ambang Priyonggo selaku Kepala Bea Cukai Batam, menyampaikan kepentingannya untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk bisa menyukseskan Batam Logistic System.

“Kita semua telah melakukan koperasi dan kolaborasi dalam pembentukan ekosistem logistik ini. Semakin banyak yang ikut bergabung dalam ekosistem kita, maka manfaatnya akan semakin dirasakan oleh orang-orang yang terlibat pada sistem ini, pada ekosistem yang kita bangun bersama ini,” kata Ambang dalam Sharing Session dan Public Hearing Implementasi BLE, belum lama ini.

Selanjutnya, Dwi Jogyastara selaku Ketua Umum Batam Logistics Ecosystem (BLE) Bea Cukai Batam, menyampaikan Inpres No. 5 tahun 2020, pemerintah telah menyusun langkah-langkah untuk melakukan penataan logistik.

"Dan sudah disusun dalam rangka rencana aksinya, ada empat pilar salah satunya adalah simplifikasi antar layanan pemerintah.” jelasnya.

Progres dan capaian yang tersebut yang pertama adalah lahirnya penyederhanaan proses bisnis antara layanan pemerintah (G2G). Salah satu tujuan utama dari dilakukannya penyederhanaan proses bisnis layanan pemerintah dalam bidang logistik adalah untuk menghilangkan duplikasi dan repetisi.

Progres dan capaian yang kedua adalah, sudah dibangunnya layanan logistik antara pelaku usaha baik di sektor swasta maupun pemerintahan (G2B2B). Layanan logistik ini sudah disinergikan untuk pemesanan truk, pemesanan kapal, dan juga pemesanan gudang.

Layanan ini juga sudah berjalan dan telah dilakukan banyak transaksi untuk layanan tersebut. secara rinci, berdasarkan data yang ada tercatat ada 97 transaksi pemesanan kapal, 44 transaksi pemesanan truk, dan 195 transaksi pemesanan gudang.

Capaian progres ketiga adalah, adanya kemudahan transaksi pembayaran serta penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait masalah logistik. Untuk layanan ini, pihak BLE telah melakukan kerjasama dengan bank mandiri dan memberikan fasilitas pembayaran logistik trucking, shipping, depo kontainer, serta wareousing.

Lalu, untuk progres capaian ke 4 adalah telah dilakukannya perbaikan terhadap infrastruktur dan tata ruang sistem kepelabuhan yang mendukung digital and green port.

“Berbagai progres dan capaian tersebut diharapkan dapat semakin membuktikan Batam Logistics Ecosystem (BLE) sebagai solusi untuk logistik yang lebih tertata dan efisiensi yang semakin terjaga,” tutup Ambang.