Sentral berita, analisis dan data logistik di Indonesia

National Logistic Ecosystem (NLE) adalah sebuah wujud implementasi nyata atas instruksi presiden nomor 5 tahun 2020, demi mendukung penataan serta percepatan arus logistik nasional. Kini, dalam rangka persiapan implementasi NLE, pihak melakukan diskusi di Banten dan Ambon.

Bea Cukai Merak, di Banten, baru-baru ini(5/10) secara khusus melakukan kunjungannya ke pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS). Dalam kunjungan ini, tentunya dihadiri oleh beberapa pihak berkepentingan seperti, direktur informasi Kepabeaan dan Cukai, Agus Sudarmadi, Kabid Kepabeaan dan Cukai Kanwil Bea Cukai Banten, Arif. Staf Ahli Bidang Manajemen Konektivitas Kemenko Maritim dan Investasi, Sahat M Pangabean, serta kepala Bea Cukai Merak, Beni Noveri.

Pada kegiatan kunjungan tang dilakukan tersebut, kemudian dilakukan diskusi untuk membuat pemetaan program NLE oleh PT KBS. Sebagaimana diketahui bahwa NLE akan memiliki kontribusi aktif dalam hal upaya pengurangan biaya logistik. Untuk langkah awal, kini pihak terkait telah menunjuk PT KBS sebagai role model implementasi pelayanan terpadu pelabuhan komoditi curah cair. Besar harapannya, agar nanti PT KBS bisa menjadi percontohan untuk pelabuhan curah cair lainnya.

“Program NLE merupakan upaya untuk mempercepat kegiatan impor dan ekspor terutama untuk meningkatkan ekosistem logistik yang semakin efisien, sehingga dapat membangun sistem logistik yang adil terhadap semua perusahaan,” ujarnya.

Kegiatan serupa juga dilakukan oleh pihak bea cukai di Ambon. Rabu (6/10) kementerian koridor maritim dan ivestasi melakukan kunjungan ke pelabuhan Yos Sudarso Ambon, dalam kegiatan tersebut, pihak bea cukai Ambon juga ikut turun serta. Kegiatan kunjungan ini dilakukan karena telah ditetapkan bahwa pelabuhan Yos Sudarso nantinya akan menjadi salah satu pelabuhan terapan layanan terpadu NLE pada tahun 2021.

Dalam kunjungan yang dilakukan tersebut juga dilakukan diskusi yang mana pembahasannya adalah terkait penerapan NLE. Beberapa pembahasan tersebut adalah mengenai ketersediaan SP2 online, DO online, SP2 online, trancking online, single submission quarantine, shipping online, dan customs (SSM QC), pengaturan ketata pelabuhan, autogate system, dan juga masalah tenaga kerja bongkar muat (TKBM).