freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Menteri Keuangan AS Dorong G20 Inisiatif Investasi untuk Penguatan Sistem Kesehatan Negara Miskin

1 Maret 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Menteri Keuangan AS

Yellen via Antaranews

• Yellen meminta negara G20 perlu mempertimbangkan sumber daya untuk meningkatkan sistem kesehatan di negara miskin dan berkembang dengan investasi yang imbal hasil serta tingkat pengembalian yang tinggi, bukan sekedar pembelanjaan.

Menteri Keuangan anggota Negara G20 menyerukan pentingnya persiapan menghadapi bencana ke depan dengan mementingkan negara miskin dan berkembang.

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman, Presiden World Bank David Malpass, dan Menteri Senior Tharman Shanmugaratnam tergabung dalam Finance Minister and Central Bank Governor Meeting dalam rangkaian pertemuan tingkat tinggi G20 pada Kamis (17/2/2022).

Menteri Keuangan AS Yellen mengatakan, semua negara telah gagal mengatasi kesenjangan dalam menghadapi pandemic Covid-19.
“Sistem yang berlaku saat ini tidak mengalokasikan pendanaan yang cukup untuk mengatasi kesenjangan kapasitas negara. Seperti untuk penyakit, pengawasan, hingga tenaga kerja,” ungkapnya.

Yellen menyatakan, G20 perlu mempertimbangkan sumber daya untuk meningkatkan sistem kesehatan di negara miskin dan berkembang dengan investasi yang imbal hasil serta tingkat pengembalian yang tinggi, bukan hanya fokus pada pembelanjaan.
Negara dengan pendapatan menengah perlu meningkatkan anggaran untuk sistem ketahanan agar pertahanan meningkat, mengingat adanya efek samping (externality) yang banyak dialami negara-negara berkembang.

Lebih lanjut, Menteri Sitharaman menambahkan pentingnya menaruh perhatian terutama kepada negara dengan kelompok masyarakat miskin yang tidak berdaya menghadapi krisis pandemic saat ini.

India saat ini tercatat sudah mengalokasikan anggaran US$29 miiliar untuk pembangunan infrastruktur kesehatan guna menjamin asuransi kesehatan bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah.

International Monetary Fund (IMF) sudah menyusun alokasi baru untuk program Special Drawing Rights (SDR) pada tahun lalu sebesar US$943 miliar. Dana tersebut digunakan untuk negara miskin dalam pemulihan investasi sistem kesehatannya.
"Namun melihat apa yang terjadi, aspek kesiapsiagaan saat ini memunculkan keprihatinan serius," katanya.

Menurutnya perlu ada sinergi antara publik dan swasta untuk membantu negara miskin memenuhi sistem kesehatan yang baik, setidaknya dari hal paling dasar seperti pemenuhan jarum suntik dan alat pelindung diri (APD).

Presiden World Bank David Malpass menambahkan, struktur pendanaan yang fleksibel juga diperlukan untuk mendukung persiapan krisis.

“Kita perlu melakukan inovasi. Pembiayaan perlu tersedia untuk kesiapsiagaan pandemi. Ini harus didasari pada adopsi pemerintah, kebijakan, dan upaya kelembagaan untuk memprioritaskan kesiapsiagaan mereka,” katanya.

David juga menyerukan kepada Menteri Keuangan AS Yellen dan mitranya di AS untuk mendukung inisiatif ini. Pada 2022, lembaga pemberi pinjaman kepada negara miskin International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) di bawah naungan Bank Dunia telah menerbitkan surat utang pembangunan 20 tahun senilai 2 miliar euro.