freightsight
Jumat, 3 Mei 2024

INFO INDUSTRI

Menteri Investasi Bahlil Ajak Australia Barat Hilirisasi Nikel dan Lithium

17 November 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

via envato

Menteri Investasi Indonesia mengajak Australia Barat untuk melakukan hilirisasi bahan baku baterai mobil listrik seperti nikel dan lithium.

Kementerian Investasi Republik Indonesia mengajak Australia Barat membangun kemitraan dalam rangka mendorong hilirisasi dan mengembangkan ekosistem industri baterai mobil listrik. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Investasi RI saat menggelar pertemuan dengan Sekretaris Parlemen Negara Bagian Australia Barat, Jessica Jane Shaw, di Nusa Dua, Bali.

Bahlil mengatakan, saat ini Indonesia tengah berupaya mendorong investasi hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik berintegritas.

“Ini adalah momentum yang tepat bagi Indonesia dan Australia untuk memperkuat hubungan perekonomian, terutama dalam hal investasi,” kata Bahlil di Kabupaten Badung, Bali pada Selasa (15/11/2022).

Bahlil menerangkan, bahwa 40% komponen kendaraan listrik adalah baterai. Sedangkan bahan baku penting pada baterai adalah nikel, mangan, cobalt dan lithium. Adapun bahan baku lithium adalah bahan mineral yang tidak terdapat di Indonesia. Di sinilah keunggulan Australia yang merupakan penghasil lithium terbesar di dunia.

Sementara Indonesia memiliki keunggulan dari segi industri baterai listrik serta sokongan pemain global. Sebut saja beberapa perusahaan baterai kendaraan listrik yang sudah berinvestasi di Indonesia adalah LG, Foxconn, CATL.

“Kerja sama ini dapat menjadi sebuah peluang besar yang dapat dijajaki oleh Indonesia dan Australia dengan konsep saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan perekonomian antar kedua negara,” kata Bahlil.

Sementara itu, Sekretaris Parlemen Negara Bagian Australia Barat, Jessica Jane Shaw menyambut positif apa yang disampaikan Menteri Bahlil. Menurutnya, Australia Barat memiliki sekitar 50% cadangan lithium dunia dan berada dalam letak geografis yang strategis dengan Indonesia. Dengan demikian, menurut Shaw, merupakan langkah yang tepat bagi Indonesia untuk memperoleh bahan baku lithium dari Australia dan berkolaborasi dalam pengembangan ekosistem kendaran listrik.

“Seperti halnya Indonesia, Pemerintah Australia juga tertarik dalam hal hilirisasi, sehingga ada peluang untuk melakukan kolaborasi dan sharing knowledge antara kedua negara,” terang Jessica.

Menindaklanjuti pertemuan ini, Kementerian Investasi akan membentuk sebuah tim khusus yang bertugas untuk mengeksplorasi peluang kerja sama Indonesia dengan Australia tersebut. Berdasarkan data pada kuartal III 2022, Kementerian Investasi atau BKPM mencatat realisasi investasi asal Australia sebesar US$ 0,2 miliar dan berada di peringkat ke-10 secara global.

Secara akumulatif, sejak 2017 - September 2022, realisasi investasi Australia mencapai sebesar US$ 2,37 miliar. Adapun sektor realisasi investasi asal Australia sejak 2017 tersebut didominasi pada sektor pertambangan sebesar US$ 1,28 miliar atau sebesar 54,1%, disusul industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 0,8 miliar atau 8,3%, serta hotel dan restoran sebesar US$ 0,18 miliar atau 7,4%.