freightsight
Jumat, 22 November 2024

PELABUHAN

Menhub Kembangkan Ekspor Mobil Lewat Pelabuhan Patimban

15 Februari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekspor mobil

Dokumentasi Kemenhub via beritasatu.com

• Menhub Budi Karya Sumadi mendorong produsen mobil asal Jepang memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai tempat ekspor.

• Pada tahun 2022 direncanakan akan melakukan ekspor kendaraan dari Pelabuhan Patimban dengan lebih dari 130.000 unit per tahun

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membahas sejumlah isu mengenai transportasi di Indonesia dengan Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Mori Masafumi pada Rabu (9/2/2022) kemarin secara daring.

Salah satu pembahasan adalah terkait proses pengoperasian Pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Pelabuhan ini berada di bawah pengelolaan PT Pelabuhan Patimban International (PPI) yang bekerja sama dengan konsorsium Jepang yaitu Toyota Tsusho Corporation.

Budi Karya mengatakan, setelah dilakukan prosesi serah terima pengoperasian Pelabuhan Patimban pada akhir 2021 lalu, sudah dilakukan beberapa kali aktivitas ekspor, salah satunya pengiriman kendaraan dengan tujuan Brunei Darussalam dan Filipina. Menurutnya, Pelabuhan Patimban akan digunakan sebagai salah satu tempat ekspor.

“Kami terus mendorong produsen mobil Jepang untuk memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai tempat ekspor,”
Ia menjelaskan, pada tahun 2022 direncanakan akan melakukan ekspor kendaraan dari Pelabuhan Patimban dengan lebih dari 130.000 unit per tahun. Jumlah ekspor kendaraan ini diupayakan untuk terus meningkat.

Meski operasional ekspor sudah berlangsung, pembangunan pelabuhan sejak 2018 itu masih terus berlanjut. Saat ini pembangunan Patimban telah memasuki Tahap 1-2 (2021-2023) yang meliputi terminal peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas maksimal mencapai 600.000 CBU, serta Terminal Roro 200 meter.

Budi Karya menambahkan, selain progres Patimban, pertemuan itu juga membahas Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dan proving ground Bekasi.

Ia mengatakan, pertemuan itu membahas tentang kelanjutan pembangunan dari tiga proyek infrastruktur tersebut. Terdiri dari proyek MRT Jakarta Timur-Barat Fase 1 dan Fase 2A Selatan-Utara. Kemudian pembahasan pengoperasian Pelabuhan Patimban dan draft loan agreement Fase 1-2.

“Serta mengenai Proving Ground Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSB) Bekasi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Pelabuhan Patimban termasuk dalam salah satu proyek strategi nasional (PSN) dengan nilai investasi Rp 43,2 triliun di area seluas 369 hektare dan lahan cadangan 356 hektare. Pembangunan tahap I menyedot anggaran Rp 14 triliun dari APBN dan pinjaman Japan International Cooperation Agency atau JICA.

Pelabuhan yang terletak di Subang, Jawa Barat ini direncanakan terbangun menyeluruh pada tahun 2027 dengan total kapasitas kumulatif peti kemas mencapai 7,5 juta TEUs.