freightsight
Jumat, 26 April 2024

REGULASI

Mendag Soroti Perdagangan Global Perlu Ditata Ulang

26 Mei 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi Global

Dokumentasi Kemendag via Istimewa

Menurut Lutfi, perlu perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia sebagai lokomotif yang tidak bisa lepas dari faktor-faktor non ekonomi. Konsep yang dikenal dengan ESG (environment, sustainability and governance) saat ini menjadi parameter pertama dan utama bagi investor untuk menanamkan modalnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan bahwa perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang. Demikian Lutfi sampaikan saat menjadi salah satu pembicara panel diskusi dengan tajuk “Absorbing Commodity Shocks” pada gelaran World Economic Forum (WEF).

“Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah sejak lima tahun lalu menyatakan bahwa perdagangan komoditas dunia perlu ditata ulang karena struktur dan sistem yang dominan saat ini lebih banyak dampak buruknya dibandingkan manfaatnya,” kata Mendag dalam sebuah keterangan pada Rabu (25/5/2022).

Mendag Lutfi menyatakan bahwa beberapa kejadian negatif di dunia dan insidentil seperti perang di Ukraina sebenarnya hanya menjadi pendorong dan peringatan.

“Jadi penyebab utama bukan terganggunya arus perdagangan komoditas yang menyebabkan inflasi tinggi di berbagai belahan dunia saat ini,” katanya.

Menurut Lutfi, perlu perubahan mentalitas dalam memandang perdagangan bebas dunia sebagai lokomotif yang tidak bisa lepas dari faktor-faktor non ekonomi. Konsep yang dikenal dengan ESG (environment, sustainability and governance) saat ini menjadi parameter pertama dan utama bagi investor untuk menanamkan modalnya.

Konsep ESG adalah pembangunan ekonomi berbasis pemeliharaan lingkungan, pembangunan berkesinambungan dan tata kelola.

“Kami di Indonesia percaya bahwa komitmen penuh terhadap ESG menciptakan platform untuk membangun rasa saling membutuhkan dan percaya antar semua negara di dunia,” kata Mendag.

Tapi Indonesia tidak tinggal diam melihat berbagai hambatan terhadap perdagangan dan ekonomi global. Menurut Lutfi, Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN dengan total populasi 600 juta orang saat ini, bersama dengan 9 negara ASEAN lainnya akan berkomitmen penuh menghilangkan kendala perdagangan antar negara-negara ASEAN sebagai kontribusi nyata ASEAN dalam meringankan beban perekonomian dunia saat ini.

Hal itu dilakukan 10 negara ASEAN sambil saling dukung dalam menerapkan konsep ESG di setiap negara.

“Selanjutnya, dengan komitmen penuh ASEAN dalam penerapan ESG, kami berharap perekonomian ASEAN bisa semakin terintegrasi dalam rantai pasok utama dunia (main global supply chain),” tegasnya.

Singkatnya, ESG justru menjadi katalis sekaligus peluang untuk negara berkembang menjadi negara maju. Pertemuan tahunan WEF adalah agenda reguler utama bagi Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang digelar setiap tahunnya.

Sebaliknya, Mendag Lutfi adalah tokoh nasional yang paling sering diundang sebagai pembicara di berbagai penel diskusi WEF setiap tahun.

Pada 2008, Muhammad Lutfi adalah salah satu WNI pertama yang meraih penghargaan Young Global Leaders bersama dengan tokoh muda lainnya seperti pendiri Google, Larry Page dan Sergei Brin dari World Economic Forum.