freightsight
Jumat, 22 November 2024

INFO INDUSTRI

Biaya Energi Memiliki Potensi Naik, Kira-Kira Inilah Dampak Untuk Industri Logistik

11 Januari 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Biaya energi

Pertamina © Hanindito Prabandaru via Unsplash

• Terkait potensi kenaikan biaya energi terhadap sektor industri logistik, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) turut memberikan tanggapannya.

• Karena, komponen BBM dalam transportasi memiliki kontribusi yang cukup besar, yakni sebanyak 40 persen hingga 60 persen dari total keseluruhan biaya operasional.

Terkait potensi kenaikan biaya energi terhadap sektor industri logistik, Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) turut memberikan tanggapannya.

Belakangan ini, di tengah masyarakat memang sedang ramai memperbincangkan tentang wacana penghapusan BBM jenis Premium Dan Pertalite. Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian ESDM yang ingin bisa lebih fokus pada penggunaan BBM yang ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah juga memiliki rencana untuk melakukan penyesuaian tarif listrik pada 13 golongan pelanggan nonsubsidi pada kuartal II-2022.

Tidak hanya hal tersebut saja, namun diketahui pula bahwa biaya energi lainnya juga diketahui naik seiring dengan langkah PT Pertamina (Persero) yang telah menaikan harga gas LPG ukuran 5,5 kg dan 12 kg. Sedangkan untuk harga LPG 3 kg yang masih mendapatkan subsidi pemerintah tidak mengalami kenaikan.

Yukki Nugrahawan Hanafi selaku Ketua Umum DPP ALFI menyampaikan bahwa kenaikan harga bahan bakar yang cepat dapat memberikan efek yang tertunda dan menghancurkan pada perusahaan logistik untuk manajemen pengiriman.

Apabila BBM jenis Premium dan Pertalite benar dihapuskan, maka perusahaan manajemen angkutan yang harus shifting menggunakan BBM jenis Pertamax, yang mana sebagaimana diketahui bahwa harga BBM tersebut lebih mahal, sehingga dengan demikian biaya bahan bakar akan ikut meningkat.

Kenaikan biaya bahan bakar biasanya akan memaksa operator untuk ikut menaikkan harga atau mereka akan menderita kerugian finansial. “Ketika operator menaikkan tarif, kenaikan itu akhirnya diteruskan ke konsumen sebagai harga barang yang lebih tinggi dan biaya transportasi yang lebih besar,” ungkap Yukki, Selasa (28/12).

Ia melanjutkan, kenaikan bahan bakar juga akan memengaruhi seberapa besar kenaikan biaya jasa logistik. Karena, komponen BBM dalam transportasi memiliki kontribusi yang cukup besar, yakni sebanyak 40 persen hingga 60 persen dari total keseluruhan biaya operasional. Karena itu, apabila ada peningkatan pada biaya BBM maka biaya logistik juga akan meningkat sebanyak 8 hingga 10 persen.