freightsight
Jumat, 22 November 2024

DOMESTIK

Kemenperin ungkap Pandemi Memaksa Global Restarting Aktivitas Ekonomi

9 Juni 2022

|

Penulis :

Tim FreightSight

Ekonomi Global

Ilustrasi Ekonomi Global via okezone.com

Kemenperin mengatakan, Covid-19 melanda dunia memaksa masyarakat global restarting dan rebooting aktivitas ekonomi.

Nilai neraca ekspor impor surplus sepanjang Covid-19 dengan kontribusi sektor industri nonmigas pada total ekspor sepanjang triwulan pertama 95,01 persen.

Doddy Rahadi selaku Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, pandemi Covid-19 yang melanda dunia dalam dua tahun terakhir ini memaksa seluruh masyarakat global melakukan restarting dan rebooting aktivitas ekonomi.

"Sejauh ini, di masa restarting dan rebooting yang telah berlangsung, industri nasional telah menunjukkan capaian yang tetap kompetitif," ungkap Doddy ketika memberikan sambutan daring dalam acara Temu Pelanggan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kemenperin di Yogyakarta, Selasa (7/6/2022).

Capaian industri nasional tetap kompetitif itu menurutnya ditunjukkan dari data pertumbuhan ekonomi nasional 2021 sebesar 3,69 persen secara tahunan (yoy).

"Dengan angka pertumbuhan itu, PDB (produk domestik bruto) per kapita Indonesia turut meningkat menjadi Rp 62,2 juta atau setara 3.349 dolar AS, lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 yang sebesar Rp 59,3 juta," ungkap Doddy.

Bukan hanya itu, beliau mengatakan nilai neraca ekspor dan impor surplus sepanjang pandemi Covid-19 dengan kontribusi sektor industri nonmigas pada total ekspor sepanjang triwulan pertama 95,01 persen.

Karena itu, dia mengatakan ini momentum tepat untuk menata ulang posisi daya saing industri Indonesia pada rantai nilai global.

Tercatat utilisasi sektor industri nasional capai hingga 70,30 persen.

"Restarting dan rebooting state yang dialami semua negara dunia harus dimanfaatkan dengan baik melalui peningkatan produktivitas dan nilai tambah industri, komitmen substitusi impor, belanja produk dalam negeri, dan penguatan daya saing industri dalam negeri," ungkap Doddy lagi.

Doddy juga memaparkan bahwa capaian ekspor produk batik pada 2020 532,7 juta dolar AS dan triwulan I 2021 157,8 juta dolar AS. Sedangkan untuk industri kerajinan, nilai ekspor 2020 694,8 juta dolar AS dan pada triwulan I 2021 190,1 juta dolar AS.

"Dengan pasar utama ekspor barang kerajinan antara lain ke Amerika Serikat, Malaysia, Jepang," tutup Doddy.